Banda Aceh, Gema Sumatra – Jusuf Kalla, Ketua Umum PMI, mengecam keras tindakan warga Aceh yang menempatkan lebih dari 150 pengungsi Rohingya di atas truk selama dua hari.
Ia menyebutkan bahwa tindakan itu tidak berperikemanusiaan dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Ia menilai tindakan ini sebagai tidak manusiawi dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Pada 7 November 2024, sejumlah pengungsi Rohingya terdampar di Jeulingke, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.
Warga setempat menolak kedatangan mereka dan memindahkan pengungsi tersebut ke Aceh Selatan.
Mereka kemudian di pindahkan menggunakan lima truk dan di kembalikan ke Aceh Selatan.
Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa tindakan tersebut tidak pantas, mengingat pengungsi tersebut telah melalui perjalanan yang penuh tantangan.
“Sebagai orang Islam, kita selayaknya membantu orang susah karena itulah perintah agama kita,” ujar JK dalam pernyataan yang di sampaikan di kediamannya di Makassar pada Sabtu, 9 November 2024.
JK menekankan bahwa meskipun banyak negara Eropa yang menerima pengungsi tanpa pandang bulu, Indonesia harus mengedepankan adab dalam menghadapi mereka.
Kalla juga menyebutkan bahwa pengungsi Rohingya tidak akan meninggalkan negara mereka jika tidak ada alasan yang sangat mendesak.
“Mereka mengungsi karena masalah di negara mereka,” kata JK, yang juga menekankan perlunya kerjasama Indonesia dengan UNHCR untuk solusi yang lebih baik.
Di sisi lain, ia berharap agar pengungsi di terima dengan penuh empati, bukan sekadar di pindahkan tanpa perhatian lebih.
Sementara itu, beberapa kelompok masyarakat Aceh menanggapi kedatangan para pengungsi dengan penolakan keras.
Beberapa warga menggelar aksi unjuk rasa, menyoroti bahwa lebih banyak warga lokal yang membutuhkan bantuan.
Mereka berpendapat bahwa fokus seharusnya diberikan pada masalah internal, bukan pengungsi Rohingya.
“Azizi Hubas, koordinator aksi, meminta Pemerintah Aceh fokus pada masalah internal, seperti bencana banjir, daripada mengurus pengungsi Rohingya.” ungkap salah seorang koordinator aksi.
Namun, sejumlah pihak mengingatkan pentingnya memberikan perlakuan yang layak kepada para pengungsi.
Mereka menegaskan bahwa pengungsi yang terpaksa mengungsi akibat situasi darurat di negara asal mereka harus mendapat perhatian kemanusiaan.
Sikap beragam ini menyoroti tantangan yang di hadapi oleh Indonesia dalam menangani masalah pengungsi.
Dalam situasi ini, penting untuk menyeimbangkan antara kepentingan kemanusiaan dan kebutuhan masyarakat lokal yang juga memerlukan perhatian.
Pemerintah di harapkan dapat menemukan solusi yang bijaksana, serta memastikan bahwa tindakan yang di ambil berpihak pada prinsip-prinsip kemanusiaan yang mendasar.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News