Bos Pertamina Bongkar Modus Licik di SPBU Yogyakarta

Penggunaan Alat Elektronik Khusus untuk Manipulasi Takaran BBM

Ket foto: Modus Kecurangan SPBU di Yogyakarta (Sumber Foto: Instagram/kabaraceh)
Ket foto: Modus Kecurangan SPBU di Yogyakarta (Sumber Foto: Instagram/kabaraceh)

Yogyakarta, Gema Sumatra – Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, baru-baru ini mengungkapkan modus kecurangan yang terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Yogyakarta.

Praktik curang ini melibatkan penggunaan alat elektronik tertentu, seperti soket listrik dan perangkat serupa charger, yang di modifikasi untuk mengurangi jumlah bahan bakar minyak (BBM) yang sebenarnya mengalir ke kendaraan pelanggan.

Simon menjelaskan, perangkat ini dapat memperlambat putaran pengisian sehingga indikator digital menunjukkan jumlah yang lebih besar daripada yang di terima konsumen.

Dalam pengujian yang dilakukan Pertamina, perangkat tersebut terbukti mampu mengurangi hingga 300 mililiter BBM setiap pengisian 20 liter.

“Sekecil apa pun pengurangan itu, itu adalah hak rakyat yang tidak boleh di kurangi. Kami tidak akan mentolerir hal semacam ini,” tegas Simon dalam konferensi pers baru-baru ini.

Ia menambahkan, praktik semacam ini tidak hanya merugikan konsumen secara finansial tetapi juga mencoreng kepercayaan terhadap layanan SPBU.

Sebagai bagian dari langkah tegas, Pertamina telah melakukan inspeksi mendadak di wilayah Yogyakarta. Hasilnya, empat SPBU milik swasta terbukti melakukan kecurangan.

Keempat SPBU ini telah di segel, dan operasionalnya di ambil alih oleh Pertamina.

“Kami memastikan bahwa prosedur operasional yang berlaku akan di terapkan sepenuhnya pada SPBU-SPBU tersebut,” ungkap Simon.

Langkah ini, menurutnya, adalah bukti komitmen Pertamina untuk melindungi konsumen dari kecurangan.

Selain inspeksi langsung, Pertamina juga mengandalkan teknologi modern untuk memantau aktivitas di seluruh SPBU di Indonesia.

Dengan bantuan Pertamina Digital Hub, pengawasan dilakukan melalui CCTV yang terhubung langsung ke pusat kontrol.

Simon menyebutkan bahwa pengawasan digital ini memungkinkan perusahaan untuk mendeteksi dan menindak pelanggaran dengan cepat.

Brasto Galih Nugroho, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, menambahkan bahwa SPBU yang terbukti curang mendapatkan kode khusus yang menandakan kepemilikan swasta, bukan SPBU yang di kelola langsung oleh Pertamina.

Menurutnya, kecurangan ini terungkap melalui inspeksi mendadak menjelang persiapan pelayanan Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru.

“Dengan tidak beroperasinya empat SPBU tersebut, konsumen dapat mencari alternatif di SPBU terdekat lainnya,” ujarnya.

Komitmen Pertamina juga mencakup edukasi kepada konsumen untuk lebih waspada dan melaporkan dugaan kecurangan.

Menurut Simon, praktik curang seperti ini bertentangan dengan prinsip pelayanan yang berorientasi pada kepuasan konsumen.

Ia menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap Pertamina sebagai penyedia energi utama di Indonesia.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram

Exit mobile version