Gus Miftah Resmi Mundur dari Posisi Utusan Khusus Presiden

Dampak terhadap Masyarakat Terkait Kontroversi Gus Miftah

Ket foto: Gus Miftah Resmi Mundur (Sumber Foto: Instagram/media.lombok1)
Ket foto: Gus Miftah Resmi Mundur (Sumber Foto: Instagram/media.lombok1)

Nasional, Gema Sumatra – Gus Miftah baru-baru ini mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi penting dalam dunia dakwah.

Langkah ini mengejutkan banyak pihak dan memicu spekulasi luas.

Gus Miftah dikenal dengan pendekatan dakwah yang unik dan sering menyasar tempat tak biasa seperti kelab malam.

Keputusan mundurnya memicu spekulasi, termasuk kaitannya dengan kritik yang ia terima selama ini.

“Saya memutuskan mundur bukan karena tekanan, tetapi lebih pada memberikan ruang bagi regenerasi. Setiap orang punya masanya, dan saya merasa ini saatnya,” ujar Gus Miftah di media sosial​.

Sebagai sosok kontroversial, Gus Miftah kerap mendapat perhatian luas. Pendekatannya yang inklusif mengundang decak kagum sekaligus kritik tajam, termasuk pertanyaan mengenai kelayakan gelar “Gus” di depan namanya.

KH Najih Maimoen, salah satu tokoh agama terkemuka, secara terbuka menyatakan, “Gelar Gus itu memiliki makna khusus sebagai anak kiai. Kalau tidak sesuai, itu akan menjadi polemik di masyarakat, terutama bagi kalangan pesantren.”

Sebuah pernyataan yang menggarisbawahi sensitivitas penggunaan gelar tersebut​.

Namun, Gus Miftah tetap berkomitmen untuk menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak, termasuk dengan tokoh nasional seperti Prabowo Subianto.

“Saya mengenal Miftah, dan saya percaya ia tidak bermaksud buruk. Kritik adalah bagian dari kehidupan tokoh publik, dan bagaimana ia merespons itu yang lebih penting,” kata Prabowo dalam sebuah wawancara.

Sikap ini memperlihatkan dukungan dari kalangan elite politik terhadap Gus Miftah meskipun ia di terpa kritik​.

Di sisi lain, Gus Miftah juga terus menekankan pentingnya dakwah yang relevan dengan zaman.

“Dakwah harus menjangkau semua kalangan, termasuk mereka yang jauh dari lingkungan pesantren. Kalau tidak begitu, kita hanya bicara pada mereka yang sudah paham,” ungkapnya dalam salah satu kesempatan ceramah​.

Pernyataan ini mencerminkan visi progresifnya, yang meskipun menuai pro dan kontra, tetap menunjukkan keberanian untuk menjawab tantangan zaman.

Dengan langkah pengundurannya, Gus Miftah tidak hanya merespons kritik tetapi juga menunjukkan kemampuan untuk introspeksi.

Langkah ini sekaligus memberikan pesan kuat tentang pentingnya regenerasi dalam dakwah.

Meskipun kini bukan lagi berada di garis depan, pengaruh dan pendekatannya akan terus menjadi bahan diskusi yang relevan dalam memahami perubahan sosial dan peran ulama di era modern.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram

Exit mobile version