Sandra Dewi Bantah Suami Beri Hadiah Tas Mewah dalam Sidang Tipikor

Sandra Dewi Klarifikasi Asal Mula Tas Mewah dalam Sidang Korupsi

Ket foto: Sandra Dewi (Sumber Foto: Pinterest)
Ket foto: Sandra Dewi (Sumber Foto: Pinterest)

Gaya Hidup, Gema Sumatra – Sandra Dewi memberikan kesaksian di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Senin (21/10).

Ia menjadi pusat perhatian publik setelah kasus pencucian uang yang melibatkan suaminya, Harvey Moeis, terungkap.

Kesaksiannya berkaitan dengan dugaan pencucian uang yang melibatkan suaminya, Harvey Moeis, yang di duga terlibat dalam kasus korupsi timah.

Dalam persidangan, Sandra di minta untuk menjelaskan asal usul 88 tas mewah yang di sita oleh Kejaksaan Agung.

Sandra menegaskan dengan tegas bahwa tas-tas tersebut bukanlah hadiah dari suaminya.

“Suami saya tidak pernah membelikan saya tas mewah, karena dia tahu saya bisa mendapatkan tas-tas itu dari hasil endorsement,” ungkapnya di hadapan majelis hakim.

Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa sejak 2014, ia telah bekerja sama dengan lebih dari 23 toko tas, baik secara online maupun offline.

Kerjasama ini menghasilkan banyak tas dari merek-merek mewah seperti Louis Vuitton dan Christian Dior, yang di terimanya sebagai bentuk promosi.

Lebih lanjut, Sandra menjelaskan bahwa ketika suaminya ingin memberikan hadiah, ia sering menolak, mengingat ia sudah memiliki banyak tas dari hasil kerja sama promosi tersebut.

“Setiap tahun suami saya memberi hadiah iPhone, tapi untuk tas, saya yang melarang,” katanya.

Sandra juga menjelaskan tentang kewajiban promosi yang harus dilakukannya sebagai bagian dari kesepakatan endorsement.

“Kalau tas seharga Rp 50 juta, saya wajib memposting delapan kali. Jika tasnya Rp 150 juta atau lebih, bisa sampai 30 unggahan,” tambahnya.

Sandra juga memberikan penjelasan mengenai pajak yang harus di bayarkannya atas barang-barang endorse yang di terimanya.

Ia menegaskan bahwa tidak ada pajak yang di bayarkannya dari penerimaan tas-tas mewah tersebut.

Tas-tas yang sudah tidak digunakannya pun biasanya dijual kembali untuk mengurangi jumlah koleksi.

Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi dan legalitas dari penghasilan yang di perolehnya.

Sandra berusaha meyakinkan publik bahwa semua barang yang di milikinya adalah hasil kerja keras.

Ia menegaskan bahwa barang-barang tersebut di peroleh melalui kesepakatan bisnis yang sah.

Dalam sebuah pernyataan yang mencerminkan sikapnya, Sandra mengatakan, “Saya ingin semua orang tahu bahwa saya mendapatkan tas-tas ini dengan cara yang benar.”

Kasus ini tidak hanya menyoroti kehidupan Sandra Dewi dan suaminya, tetapi juga memperlihatkan pentingnya memahami aspek hukum dalam dunia endorsement dan promosi.

Dengan semakin banyaknya publik yang mengikuti perkembangan kasus ini, Sandra berupaya untuk menjaga reputasinya sambil menjelaskan situasi yang di hadapinya.

Ia berharap bahwa dengan kejelasan dan transparansi, semua tuduhan akan dapat di bantah dan di pahami dengan baik oleh masyarakat.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram.

Exit mobile version