JAKARTA, 7 Juli 2025 — Ibukota Jakarta kembali dikepung banjir usai hujan deras mengguyur sejak Sabtu malam (5/7). Hingga Senin dini hari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat total 141 Rukun Tetangga (RT) terdampak banjir, dengan 7 ruas jalan utama masih tergenang.
Genangan tertinggi tercatat di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, mencapai 2,7 meter, memaksa puluhan warga mengungsi ke tempat-tempat penampungan sementara. Daerah Bidara Cina juga mengalami ketinggian air antara 1,8 hingga 2,1 meter. Di Jakarta Selatan, genangan tertinggi tercatat di Pejaten Timur dan Rawa Jati dengan kisaran 1,4 hingga 1,9 meter.
“Air naik cepat sejak tengah malam. Kami hanya sempat menyelamatkan pakaian dan dokumen penting,” ujar Siti Aminah, warga RT 04 RW 01, Cawang, saat ditemui di tempat pengungsian Masjid Jami Al Abror.
BPBD DKI mencatat lebih dari 370 warga telah mengungsi, tersebar di berbagai fasilitas publik seperti masjid dan sekolah. Tempat-tempat seperti SDN Kampung Melayu dan sejumlah musala di Cawang dan Cililitan digunakan sebagai posko darurat dan dapur umum.
Selain permukiman, banjir juga melumpuhkan lalu lintas di beberapa ruas utama, termasuk Jalan Daan Mogot, Kemang Raya, dan Cipinang Indah. Genangan setinggi 30 hingga 40 cm membuat arus kendaraan tersendat. Beberapa trayek TransJakarta bahkan terpaksa dialihkan karena halte tergenang air.
Menurut BPBD, banjir disebabkan curah hujan tinggi disertai meluapnya sejumlah sungai besar seperti Ciliwung, Krukut, Grogol, dan Sunter Hulu. BMKG pun mengeluarkan peringatan dini bahwa potensi hujan sedang hingga lebat masih akan berlangsung hingga 8 Juli 2025.
“Pemerintah telah menyiapkan 50 pompa portabel dan ratusan personel untuk menangani banjir dan evakuasi,” kata Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui aplikasi JAKI dan kanal resmi terus mengimbau warga untuk siaga dan memantau kondisi terkini. Warga yang tinggal di bantaran sungai diminta menyiapkan tas darurat dan menghindari aliran air deras.







