Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Janice Tjen Masuk Top 100 WTA, Pembelajaran untuk Tenis Sumatra

Dari debut Grand Slam hingga final WTA; fondasi prestasi baru tenis putri RI

Olahraga tenis di Indonesia
Olahraga tenis di Indonesia

MEDAN, Jumat, 17 Oktober 2025, WIB — Petenis Indonesia Janice Tjen (23) resmi menembus Top 100 WTA dan tercatat di peringkat No. 98 per 13 Oktober 2025. Torehan ini melanjutkan gebrakan Janice sepanjang musim: debut Grand Slam di US Open 2025 dengan kemenangan bersejarah atas unggulan ke-24 Veronika Kudermetova, lalu menapak ke final WTA 250 São Paulo—pencapaian langka bagi tenis putri Indonesia pasca-era Angelique Widjaja. Capaian Janice menandai babak baru kebangkitan tenis nasional, sekaligus memberi bahan belajar bagi pembinaan daerah, termasuk klub-klub di Sumatra.

Dalam rilis resmi data WTA, Janice—kelahiran Jakarta, 6 Mei 2002—masuk jajaran elit dunia putri, dengan catatan career-high No. 98. Media tenis internasional menulis ia menjadi petenis Indonesia pertama yang kembali ke Top 100 dalam dua dekade terakhir, menyamai rekor historis yang pernah dipegang Widjaja pada 2004. Lompatan peringkatnya dipicu rangkaian hasil akhir Agustus–September: lolos kualifikasi US Open, menang di babak pertama atas Kudermetova, lalu menembus final São Paulo.

Di US Open 2025, Janice mencatat kemenangan tiga set atas Kudermetova—kemenangan Grand Slam tunggal pertama bagi petenis putri Indonesia dalam 22 tahun—sebelum dihentikan Emma Raducanu di babak kedua. Penampilan di New York menjadi pemantik kepercayaan diri yang berbuah rentetan hasil di tur WTA. Reuters dan media utama memotret pertandingan Raducanu vs Janice sebagai lompatan eksposur penting bagi Indonesia di panggung tenis putri dunia.

Baca Juga:  Penjara Nusakambangan: 6 Napi ‘High Risk’ Dipindah, Sistem One Man One Cell

Puncak swing Amerika–Amerika Selatan datang di São Paulo Open (WTA 250). Janice melaju hingga final, sebelum kalah dari remaja Prancis Tiantsoa Rakotomanga Rajaonah. Meski belum mengangkat trofi, laju ke final mengakhiri penantian panjang tenis putri Indonesia untuk kembali menembus fase akhir turnamen tur utama. WTA dan Reuters menempatkan hasil ini sebagai tonggak penting, menguatkan basis poin yang mendorongnya ke Top 100.

Baca Juga:  Beras SPHP Hampir 500 Ribu Ton, Harga di Sumatra Mulai Turun

Bagi ekosistem tenis Sumatra, ada tiga pelajaran praktis dari jalan Janice:

  1. Jalur perguruan tinggi & transisi ke pro. Janice menimba pengalaman di NCAA (Oregon, lalu Pepperdine) sebelum memadatkan kalender ITF/WTA. Akademi di Medan, Palembang, dan Pekanbaru dapat menyiapkan kurikulum ganda—kompetisi nasional plus beasiswa olahraga luar negeri—sebagai pipeline talenta.
  2. Manajemen puncak performa. Setelah peak US Open, Janice segera mengonversi momentum di São Paulo. Klub/Asprov bisa meniru dengan menata periodization: puncak di Kejurnas/Seleknas, diikuti swing turnamen satelit ASEAN untuk memanen poin.
  3. Desain tim pendukung. Data WTA menunjukkan pembinaan modern menuntut pelatih teknis, hitting partner, hingga analis video. Klub di Sumatra bisa bermitra dengan kampus/komunitas sports science untuk analisis pukulan, pola servis–return, dan kebugaran.

Dampaknya bagi pelaku usaha dan komunitas lokal terasa di lapangan: toko perlengkapan olahraga melaporkan kenaikan minat raket mid-weight dan string toleran tenaga; coworking dan kafe bisa menggelar nobar pertandingan WTA/Grand Slam ketika ada wakil Indonesia; sementara sekolah/SSB raket (soft tennis/badminton yang beralih ke tenis) dapat memanfaatkan momen ini untuk talent ID lintas cabang berbasis keterampilan gerak (footwork dan hand-eye coordination).

Baca Juga:  Lonjakan Titik Panas Karhutla di Sumatra Berdampak pada Kualitas Udara

Sebagai latar terbaru, Janice juga tengah bersaing di tur WTA 125 Jinan Open pekan ini, melaju setidaknya ke delapan besar dengan status unggulan ketiga. Hasil final turnamen itu [Menunggu verifikasi] hingga laporan ini ditulis. Apapun hasilnya, tren 2025 memperlihatkan konsistensi yang layak dijadikan model pembinaan.

Langkah ke depan bagi tenis Sumatra: (i) jadwalkan circuit mini antardaerah dengan standar lapangan keras dan tanah liat; (ii) sediakan beasiswa peralatan untuk atlet U-14/U-16; (iii) dorong sparring rutin lintas provinsi (Sumut–Riau–Sumsel) sebelum mengirim atlet ke swing Asia; dan (iv) bangun jejaring college recruiting bagi talenta dengan transcript akademik memadai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *