Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Riau 46 Hotspot; Sumsel Tetap Siaga Darurat hingga 30 Nov

Terpanas di Sumatra; warga diminta cegah pembakaran lahan dan waspadai kualitas udara

Hotspot (Photo by Mikhail Nilov: https://www.pexels.com/photo/a-volcano-near-grassland-under-white-clouds-8332691/)
Hotspot (Photo by Mikhail Nilov: https://www.pexels.com/photo/a-volcano-near-grassland-under-white-clouds-8332691/)

[PEKANBARU, RIAU], Jumat, 7 November 2025, 13.25 WIB — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru melaporkan 70 titik panas terdeteksi di Sumatra pada Jumat (7/11), dengan Riau menyumbang 46 hotspot yang tersebar di Rohil, Bengkalis, Kuansing, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Dumai, dan Siak. Di saat yang sama, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mempertahankan status Siaga Darurat Bencana Asap akibat karhutla hingga 30 November 2025 sesuai keputusan gubernur, guna memastikan kesiapsiagaan lintas sektor menghadapi potensi kebakaran lahan.

BMKG merinci sebaran hotspot Sumatra lain: Aceh (1), Jambi (2), Sumatera Barat (1), Sumatera Utara (12), Sumatera Selatan (1), Bangka Belitung (6), dan Lampung (1). Untuk Riau, cuaca dominan cerah–cerah berawan dengan suhu puncak siang 24–35 °C dan angin barat–utara 10–30 km/jam. Meski tanpa peringatan dini hujan, kondisi kering setempat dan aktivitas manusia berpotensi memicu karhutla. Secara nasional, pemantauan SiPongi KLHK pada awal pekan juga menunjukkan kenaikan hotspot dibanding periode sebelumnya, menandakan kewaspadaan tetap diperlukan di pulau ini.

Yasir Prayuna, Forecaster On Duty BMKG Pekanbaru, mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembakaran untuk pembukaan lahan atau pengelolaan sisa kebun. “Riau masih yang tertinggi untuk hotspot di Sumatra hari ini. Kami minta semua pihak meningkatkan kewaspadaan dan melapor jika melihat asap atau titik api,” ujarnya.

Baca Juga:  Palembang Hentikan Uji Coba Satu Arah di Jalan AKBP Cek Agus

Dampak bagi warga dan pelaku usaha di Riau–Sumsel meliputi potensi penurunan kualitas udara pada jam-jam tertentu, gangguan jarak pandang di perlintasan darat, serta risiko kesehatan pernapasan bagi kelompok rentan. Sektor transportasi darat disarankan menambah jarak aman saat berkendara, sementara industri dan UMKM yang bergantung pada proses pengeringan terbuka perlu menyesuaikan jadwal produksi bila asap meningkat. Dinas pendidikan dapat menyiapkan opsi kegiatan dalam ruang dengan ventilasi memadai jika indeks kualitas udara memburuk.

Baca Juga:  Pemeliharaan Tol Pekanbaru–Dumai 4–10 Nov, Lalu Lintas Diatur

Sebagai latar, Sumatera Selatan sejak 17 Juni–30 November 2025 berada pada status Siaga Darurat Bencana Asap akibat Karhutla berdasarkan SK Gubernur yang didukung koordinasi BNPB, BPBD, Manggala Agni, TNI/Polri, dan dunia usaha. Penetapan itu merespons kejadian kebakaran lahan pada pertengahan tahun dan bertujuan mempercepat mobilisasi personel, peralatan, dan logistik hingga akhir bulan ini. Di tingkat pusat, tren hotspot nasional sempat melonjak pada 4–6 November sehingga penguatan patroli terpadu dan pemadaman dini tetap jadi prioritas.

Baca Juga:  BNPB Siapkan Modifikasi Cuaca Cegah Banjir di Aceh

Langkah lanjut/imbauan: (1) tiadakan pembakaran untuk membuka/merapikan lahan; (2) laporkan asap/titik api ke BPBD 112 atau posko terdekat; (3) siapkan masker bagi warga rentan (balita, lansia, ibu hamil); (4) pelaku usaha kebun mengelola limbah organik dengan cincang-kompos atau mulsa, bukan bakar; (5) pengendara menghindari rute berhutan saat malam/pagi buta jika jarak pandang menurun; (6) pantau rilis BMKG/KLHK dan edaran pemda mengenai kualitas udara serta operasi tanggap darurat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *