Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Flyover Sitinjau Lauik Tambah Jembatan Cable-Stayed

Salah satu bentang dirancang cable-stayed 333 meter; target percepat kelancaran Padang–Solok.

Flyover Sitinjau Lauik cable-stayed (Photo by Aleksejs Bergmanis)
Flyover Sitinjau Lauik cable-stayed (Photo by Aleksejs Bergmanis)

[PADANG, Sumatera Barat], Sabtu, 8 November 2025, 13.30 WIB — Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik di koridor Padang–Solok menambah elemen baru: dari empat jembatan pada trase, jembatan keempat akan menggunakan konstruksi cable-stayed sepanjang 333 meter. Tiga jembatan lain masing-masing panjang 135 m, 152 m, dan 382 m. Desain ini ditujukan menurunkan risiko di tanjakan curam Sitinjau Lauik dan memperlancar arus logistik lintas kabupaten.

Secara rancangan, koridor ±2,78 km dibangun lewat skema KPBU. Nilai investasi proyek sekitar Rp 2,79 triliun dengan masa konstruksi ditarget 2,5 tahun. Pemerintah menekankan perbaikan tingkat kemiringan (grade) dan pengurangan tikungan tajam agar memenuhi standar keselamatan jalan di lintasan pegunungan tersebut.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menegaskan percepatan lahan sebagai prasyarat konstruksi. “Kita sepakat menuntaskan pembebasan lahan secepatnya, insya Allah November atau paling lambat Desember 2025 rampung. Semua pihak berkomitmen,” ujar Mahyeldi dalam rapat koordinasi percepatan, Rabu (29/10).

Baca Juga:  Peringatan Dini Cuaca: Aceh–Sumsel Berpotensi Hujan

Bagi warga dan pelaku usaha, flyover ini diproyeksikan mengurangi antrean truk di tanjakan, menekan angka kecelakaan, serta memangkas waktu tempuh distribusi kebutuhan pokok dari dan ke dataran tinggi Solok. UMKM di rantai pasok pertanian dan pariwisata Sumbar mendapat manfaat dari kelancaran arus barang dan kunjungan.

Sebagai latar, Sitinjau Lauik dikenal memiliki grade eksisting 20–25% dengan tikungan tajam—tidak ideal bagi kendaraan berat. Kehadiran jembatan cable-stayed di proyek ini juga menambah jumlah jembatan cable-stayed di Sumbar, yang sebelumnya diwakili Jembatan Sungai Dareh di Dharmasraya. Di Sumatra, teknologi serupa telah digunakan di beberapa ikon konektivitas lain.

Baca Juga:  Tanggul Rp 568 Juta Jebol di Muara Seberang, Kebun Warga Tergenang

Langkah berikutnya, konsorsium pelaksana bersama kementerian terkait memfinalkan desain rinci, rekayasa lalu lintas selama pekerjaan, serta penyiapan zona kerja aman di titik tanjakan. Warga diminta mematuhi pengaturan lalin sementara yang diumumkan resmi, terutama pada jam padat dan saat cuaca hujan di kawasan perbukitan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *