[BENGKULU/BENGKULU], Senin, 10 November 2025, WIB — Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII memetakan tiga wilayah rawan bencana jelang puncak musim hujan: Kota Bengkulu berpotensi banjir, sementara Bengkulu Utara dan Mukomuko rawan longsor serta abrasi pantai. Menyikapi risiko hidrometeorologi, Polda Bengkulu dan Polres Bengkulu Tengah menggelar apel kesiapsiagaan personel–perlengkapan. BMKG memproyeksikan hujan lebat–sangat lebat di Bengkulu pada 10–12 November 2025.
Pemetaan BWS didasari evaluasi titik rawan di bantaran sungai dan pesisir. Di Kota Bengkulu, kerentanan banjir berkaitan dengan kapasitas drainase-sungai dan tingginya curah hujan musiman; sedangkan kontur perbukitan serta garis pantai di Bengkulu Utara dan Mukomuko membuat wilayah tersebut sensitif terhadap longsor dan abrasi. BWS menyiagakan personel lapangan dan peralatan penanganan cepat di sejumlah lokasi strategis.
“Kami lakukan pemetaan wilayah rawan untuk meminimalkan risiko dan memastikan kesiapsiagaan penanganan darurat di lapangan,” ujar Wiel Mushawiry Suryana, Kepala BWS Sumatera VII. Ia menegaskan kesiapan dukungan alat berat dan unit khusus untuk menjangkau area sulit saat terjadi gangguan infrastruktur akibat banjir atau longsor.
Di sisi penanggulangan, Polda Bengkulu menggelar apel siaga bencana hidrometeorologi di Lapangan Anton Soejarwo, Bengkulu, yang dipimpin Kapolda Irjen Pol Mardiyono.
Pemeriksaan perahu karet, kendaraan taktis, alat komunikasi, dan perlengkapan evakuasi dilakukan untuk memastikan kesiapan operasional jelang puncak hujan. Polres Bengkulu Tengah juga menggelar apel kesiapan di Mako Polres sebagai pengecekan gabungan unsur Polri, TNI, BPBD, dan instansi terkait.
“Bencana hidrometeorologi bisa datang kapan saja—banjir, tanah longsor, angin kencang—karena itu kewaspadaan dan sinergi lintas instansi perlu diperkuat agar respons cepat dan tepat,” kata AKBP Totok Handoyo, Kapolres Bengkulu Tengah.
Bagi warga, dampak utama berupa potensi genangan di kawasan rendah Kota Bengkulu serta gangguan akses jalan dan jaringan air bersih di wilayah perbukitan/pesisir. UMKM dan pelaku logistik diimbau mengantisipasi keterlambatan distribusi, mengatur stok bahan baku, serta mengamankan dokumen dan peralatan usaha dari risiko air masuk.
Sebagai latar, BMKG menempatkan Provinsi Bengkulu dalam kategori hujan lebat–sangat lebat pada Senin–Rabu (10–12 November 2025), disertai angin kencang di beberapa periode. Kondisi ini dapat memicu kenaikan muka air sungai, longsor lereng setelah hujan beruntun, dan abrasi pada segmen pantai rentan.
Langkah lanjut, pemerintah daerah bersama BWS/BBWS, BPBD, dan kepolisian menyiapkan skenario pompanisasi darurat, pengerahan alat berat, serta rekayasa lalu lintas bila akses terputus. Warga disarankan: memantau peringatan dini, membersihkan saluran rumah, tidak beraktivitas di tebing/semak jenuh air, menghindari melintas arus banjir, dan menyiapkan tas siaga berisi dokumen penting, obat, senter, serta radio/ponsel cadangan.







