LAMPUNG SELATAN, Selasa, 11 November 2025, 10.45 WIB — BMKG memprakirakan ketinggian gelombang kategori sedang (±1,5–2,5 meter) melanda Samudra Hindia barat Sumatra—termasuk perairan Mentawai, Bengkulu, barat Lampung—serta Selat Sunda pada periode Selasa (11/11) hingga Jumat (14/11). Kondisi didorong pola angin baratan dengan hembusan kencang sesekali, meningkatkan risiko bagi kapal nelayan kecil, wisata bahari, dan penyeberangan saat cuaca buruk.
Di Selat Sunda bagian selatan, prakiraan menunjukkan gelombang berkisar 1,7–2,3 meter dengan potensi hujan petir dan hembusan angin hingga ±25–28 knot pada malam hari. Pada Selat Sunda sisi barat (Pandeglang), gelombang berada di kisaran sekitar 2,1 meter pada beberapa jam pemantauan.
Di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, tinggi gelombang diperkirakan 1,6–2,0 meter dengan peluang hujan dan kilat. Angka-angka ini menempatkan sebagian perairan barat Sumatra dan Selat Sunda pada level risiko “sedang” bagi kapal kecil.
“Pelayaran perlu memperhatikan kecepatan angin dan gelombang yang cenderung meningkat pada periode malam hingga pagi,” demikian intisari imbauan prakiraan maritim harian.
Otoritas diminta menyesuaikan pola operasi, terutama pada lintasan Bakauheni–Merak, kegiatan memancing lepas pantai, serta wisata bahari di Pesisir Barat Lampung dan pantai barat Sumbar.
Dampak bagi warga dan pelaku usaha: nelayan <10 GT berisiko mengalami olengan kuat; aktivitas bongkar muat di pelabuhan terbuka berpotensi terhenti sementara saat hujan angin; operator kapal wisata banana boat/selancar disarankan mengurangi sortie saat ketinggian gelombang mendekati 2 meter.
Penumpang penyeberangan disarankan datang lebih awal, memantau pengumuman perusahaan/operator, dan memilih kapal lebih besar bila memungkinkan.
Sebagai latar, bulan November menandai dinamika atmosfer aktif di barat Indonesia. Pola angin barat–barat daya yang menguat mengindikasikan suplai energi gelombang dari Samudra Hindia.
Pada periode serupa tahun-tahun sebelumnya, insiden kecelakaan kecil di perairan terbuka meningkat saat nelayan memaksa melaut pada puncak hembusan angin. Edukasi cuaca maritim dan patroli keselamatan menjadi kunci pencegahan.
Langkah lanjut (praktis):
- Nelayan kecil menunda layar saat angin >20 knot atau gelombang ≥2 m; gunakan life jacket dan EPIRB/HT bila tersedia.
- Pantau prakiraan maritim BMKG per 6–12 jam dan peringatan dini provinsi.
- Penumpang Bakauheni–Merak cek status perjalanan dari operator; siapkan obat anti-mabuk laut.
- Pelaku wisata bahari memasang bendera peringatan di pantai dan membatasi aktivitas saat petir.
- Pastikan drainase kapal, pompa air, dan mesin dalam kondisi prima sebelum berangkat.







