[ACEH TAMIANG], Minggu, 28 Desember 2025, 10.43 WIB — Tim Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan (Bina Adwil) Kemendagri bersama TP PKK Pusat menyalurkan bantuan ke lokasi banjir terparah di Aceh, termasuk Kabupaten Aceh Tamiang. Sejumlah titik dilaporkan sempat terendam hingga empat meter, sehingga bantuan difokuskan pada kebutuhan dasar dan penerangan.
Penyaluran bantuan pada Sabtu, 27 Desember 2025 menjangkau beberapa lokasi di Aceh Tamiang, di antaranya Desa Kampung Banjir, Masjid Nurhasanah, dan Desa Air Tenang di Kecamatan Karang Baru, serta Desa Masjid Tuha di Kecamatan Tualang Baru. Kunjungan lapangan ini juga dilakukan untuk memastikan warga di wilayah sulit dijangkau tidak terputus dari layanan dan bantuan.
Bantuan yang dibawa meliputi genset, lampu senter, obat-obatan, makanan siap saji, sembako, perlengkapan ibadah, hingga kasur dan kebutuhan dasar lain. Fokus bantuan diarahkan pada titik-titik yang terdampak paling berat dan mengalami gangguan mobilitas serta layanan harian warga.
Safriati (Ketua Bidang IV Kesehatan Keluarga dan Lingkungan TP PKK Pusat) — “Kami masuk ke Aceh Tamiang. Terparah, ketinggian banjir mencapai empat meter dan itu berlangsung berhari-hari. Bantuan yang kami bawa adalah kepedulian bersama.”
Bagi warga, persoalan paling terasa dalam kondisi banjir berhari-hari adalah akses logistik, penerangan, layanan kesehatan, dan aktivitas sekolah. Bantuan genset dan lampu darurat menjadi krusial untuk malam hari, termasuk mendukung posko dan layanan darurat di sekitar masjid atau titik berkumpul warga.
Dalam konteks pemulihan layanan dasar, pemerintah pusat juga menaruh perhatian pada pemulihan energi di Aceh. Menteri ESDM menyebut pengiriman 1.000 unit genset tahap pertama untuk membantu wilayah yang belum pulih infrastrukturnya, termasuk kerja tim terpadu untuk suplai BBM genset. Di sisi penanganan pengungsian, BNPB memastikan penyaluran tenda dilakukan bertahap, termasuk pengiriman 30 tenda pleton dan 1.000 tenda keluarga, serta pemasangan yang disesuaikan kesiapan lokasi.
Warga diimbau tetap mengikuti arahan petugas setempat, memprioritaskan keselamatan saat melintas area arus deras/longsor susulan, dan melaporkan kebutuhan mendesak melalui posko desa/kecamatan. Pemerintah daerah diminta memperbarui pendataan kebutuhan harian (pangan, air bersih, obat) agar distribusi bantuan lebih tepat sasaran.






