Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Mahasiswa ITB Dapat Beasiswa UKT Wajib Kerja

Kontroversi Kebijakan Beasiswa

Ket foto: Profil ITB (Sumber Foto: Pinterest/ReganMS)
Ket foto: Profil ITB (Sumber Foto: Pinterest/ReganMS)

Nasional, Gema Sumatra – Seorang mahasiswa ITB viral di media sosial setelah membagikan pengalamannya sebagai penerima beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Ia mengungkapkan bahwa beasiswa tersebut justru memaksanya untuk bekerja paruh waktu.

Melalui akun X-nya @tilehopper, ia menjelaskan bahwa beasiswa tersebut, yang seharusnya meringankan biaya kuliah, justru memaksanya untuk bekerja paruh waktu.

Dalam unggahannya, ia mencurahkan pengalaman mengenai bagaimana ia harus membagi waktu antara belajar dan bekerja.

Hal ini tidak hanya menambah beban dalam studinya, tetapi juga mengurangi waktu yang seharusnya ia habiskan untuk mengerjakan tugas kuliah dan berinteraksi dengan teman-teman.

Kontroversi mengenai kebijakan ini memicu perdebatan di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas.

Baca Juga:  Peluang Beasiswa Indonesia Akses Pendidikan Berkualitas

Banyak yang berpendapat bahwa kebijakan ITB yang mengharuskan mahasiswa penerima beasiswa UKT untuk bekerja adalah langkah yang tidak bijaksana.

Beasiswa seharusnya memberikan keringanan yang signifikan bagi mahasiswa.

Namun, kewajiban untuk bekerja menambah tantangan dan tekanan dalam studi mereka.

Mahasiswa ini menginginkan fokus penuh pada pembelajaran tanpa tambahan tanggung jawab kerja.

Mereka berharap beasiswa dapat meringankan beban studi, bukan menambahnya.

Sikap ini mencerminkan frustrasi yang di rasakan oleh banyak mahasiswa lainnya.

Mereka merasa bahwa keringanan biaya kuliah yang di berikan tidak sebanding dengan tuntutan yang harus mereka jalani.

Ketua Kabinet Mahasiswa ITB, Fidela Mawa Huwaida, juga mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kebijakan ini.

Ia menegaskan bahwa kebijakan yang memaksa mahasiswa untuk bekerja paruh waktu mencerminkan ketidakikhlasan institusi dalam memberikan dukungan yang di perlukan bagi mahasiswa.

Baca Juga:  Pameran Pendidikan Jadi Gerbang Masa Depan Gemilang untuk Generasi Muda

Menurutnya, jika tujuan beasiswa adalah untuk membantu mahasiswa, maka seharusnya mereka tidak di paksa untuk bekerja di luar jam kuliah.

Di sisi lain, pihak ITB memberikan penjelasan mengenai kebijakan ini.

Mereka mengklaim bahwa kewajiban untuk bekerja adalah bagian dari upaya mereka untuk melibatkan mahasiswa dalam berbagai aktivitas kampus.

Pihak kampus berharap bahwa dengan bekerja, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman berharga dan berkontribusi pada pengembangan institusi.

Namun, respon mahasiswa terhadap kebijakan ini menunjukkan bahwa banyak yang merasa beban kerja dapat mengganggu konsentrasi dan kualitas belajar mereka.

Baca Juga:  Biaya Kuliah di Akademi Keperawatan Kesdam Banda Aceh

Perdebatan mengenai kewajiban kerja bagi penerima beasiswa UKT di ITB mencerminkan tantangan yang di hadapi mahasiswa di era modern ini.

Banyak mahasiswa yang berjuang untuk menyeimbangkan antara pendidikan dan kebutuhan finansial mereka.

Diskusi ini di harapkan mendorong evaluasi kebijakan yang lebih baik.

Tujuannya agar pendidikan tetap terjangkau dan tidak membebani mahasiswa.

Dengan adanya dialog terbuka mengenai isu ini, di harapkan akan ada solusi yang lebih baik.

Mahasiswa perlu dukungan untuk mencapai pendidikan berkualitas.

Kesehatan mental dan akademis mahasiswa harus di prioritaskan.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *