Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Abrasi Lhok Puuk Ancam Ratusan Rumah, Jalan 1,5 Km Amblas

Warga diminta waspada gelombang pasang; pemda siapkan langkah darurat.

Abrasi Lhok Puuk Aceh Utara (Foto oleh Plato Terentev)
Abrasi Lhok Puuk Aceh Utara (Foto oleh Plato Terentev)

[ACEH UTARA], Sabtu, 8 November 2025, 17.10 WIB — Abrasi pantai melanda Gampong Lhok Puuk, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara, sejak Rabu (5/11). Garis pantai terkikis dan badan jalan antardesa amblas hingga sekitar 1,5 kilometer, mengancam ratusan rumah di pesisir. BPBD bersama perangkat gampong menyiapkan penanganan darurat dan pemetaan titik rawan.

Dokumentasi lapangan menunjukkan ruas jalan lintas antardesa retak dan sebagian menggantung akibat tergerus ombak pasang. Di beberapa titik, jarak rumah penduduk dengan bibir pantai kian menipis, memaksa warga mengamankan barang berharga dan membuka jalur evakuasi sementara. Petugas melakukan penjagaan agar masyarakat tidak melintas di segmen jalan yang tidak stabil.

BMKG mengingatkan potensi gelombang tinggi di perairan utara Aceh yang dapat memicu abrasi dan banjir rob. “Waspada gelombang 2,5–4 meter di beberapa perairan Aceh bagian utara; keselamatan aktivitas pesisir dan pelayaran harus diutamakan,” ujar Dedi Ardana, pejabat BMKG setempat. Informasi maritim untuk perairan Aceh Utara–Aceh Timur juga menunjukkan periode angin dengan hembusan meningkat yang perlu diantisipasi oleh nelayan dan operator perahu kecil.

Baca Juga:  Gempa M5,2 Guncang Sumatera Barat

Bagi warga Lhok Puuk dan desa sekitar, dampak langsung berupa akses jalan terganggu, risiko rusaknya pondasi rumah, serta potensi gangguan listrik dan air bersih di zona terdampak. Nelayan diminta menunda berlayar saat pasang maksimum, sementara pelaku usaha kecil di tepi pantai mengevakuasi peralatan ke lokasi lebih aman untuk mencegah kerugian.

Baca Juga:  Banjir dan Longsor Landa Padang Pariaman, Warga Diminta Waspada

Secara historis, abrasi di pesisir Seunuddon berulang dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah daerah bersama Kementerian PUPR telah mengkaji opsi pengaman pantai (tanggul/groyne) dan pemasangan geobag sebagai perlindungan darurat. Langkah struktural itu perlu dikombinasikan dengan rehabilitasi vegetasi pesisir, termasuk penanaman mangrove di lokasi yang sesuai, untuk memperlambat laju erosi.

Pemkab Aceh Utara bersama BPBD memetakan relokasi sementara bagi keluarga paling berisiko dan memperkuat rambu larangan melintas di segmen jalan yang amblas. Warga diimbau memantau pasang-surut harian, menghindari aktivitas dekat tebing pantai saat angin kencang, dan melapor ke posko jika terjadi kerusakan tambahan. Informasi cuaca/gelombang harian BMKG menjadi rujukan utama selama periode siaga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *