MEULABOH, ACEH BARAT, Senin, 20 Oktober 2025, WIB — Hujan deras disertai angin kencang sejak Sabtu, 18 Oktober, menyebabkan banjir dan pohon tumbang di sejumlah gampong di Aceh Barat. Akses jalan di Ranto Panyang Timur, Kecamatan Meureubo, sempat putus. BPBD mengerahkan alat berat mengeruk muara Ujung Kalak untuk mempercepat surutnya genangan dan membuka aliran air ke laut.
Pemerintah kabupaten juga menyalurkan bantuan masa tanggap darurat untuk warga terdampak. Jalur yang terputus mendapat penanganan darurat agar mobilitas warga dan distribusi logistik tetap berjalan. Daerah terdampak meliputi gampong di Johan Pahlawan (Suak Ribee, Suak Indrapuri, Gampa, Seuneubok) serta Meureubo (antara lain Peunaga Paya dan Ranto Panyang Timur).
Teuku Ronal Nehdiansyah, Plt Kepala BPBD Aceh Barat — “Alat berat kami kerahkan di muara (suak) Ujung Kalak untuk mempercepat pembuangan air dan mengurangi genangan di permukiman serta badan jalan.”
Bupati Aceh Barat Tarmizi — “Perbaikan permanen untuk ruas yang terputus akan dimulai pada akhir Oktober. Saat ini fokus kita pemulihan akses dan keselamatan warga.”
Bagi warga dan pelaku usaha, pemulihan akses memudahkan distribusi bahan pokok dan layanan publik. Namun, potensi hujan susulan masih ada; pengendara disarankan menghindari jalur rawan genangan saat puncak hujan petang–malam, serta memperbarui informasi arus lalu lintas setempat.
Banjir dipicu hujan intens pada pesisir barat Aceh. Laporan BPBD menyebut dampak berupa genangan permukiman, tiang listrik miring, hingga pohon tumbang. Kejadian ini menambah daftar insiden cuaca ekstrem di sejumlah kabupaten/kota di Indonesia pada pertengahan Oktober.
Langkah lanjut: BPBD menyiagakan peringatan dini dan penanganan pohon tumbang, pemkab menyiapkan perbaikan struktur jalan yang terdampak serta normalisasi saluran permukiman. Warga diminta berhati-hati saat aktivitas luar ruang ketika hujan lebat dan melaporkan hambatan arus ke posko setempat.







