[MEUREUDU, PIDIE JAYA], Sabtu, 4 Oktober 2025, WIB — BKSDA Aceh mengerahkan tim mitigasi untuk menangani interaksi negatif gajah di kawasan Alue Bate Broek–Krueng Tije, Kecamatan Meureudu. Warga melaporkan belasan gajah memasuki kebun sawit dan merusak tanaman, memicu kekhawatiran keselamatan dan kerugian petani.
Tim melakukan penghalauan bertahap, termasuk penggunaan bunyi-bunyian (mercon) agar kawanan menjauhi areal aktivitas warga. Laporan lapangan menyebut sekitar 10 hektare kebun sawit terdampak, dengan estimasi jumlah gajah ±13 ekor [Menunggu verifikasi].
Ujang Wisnu Barata, Kepala BKSDA Aceh: “Tim berada di lokasi untuk mitigasi agar gajah tidak mendekati permukiman. Kami mengimbau warga tidak melakukan tindakan yang membahayakan diri maupun satwa.”
Dampaknya, petani terdampak berisiko kehilangan hasil dan biaya peremajaan tanaman. Pemerintah daerah diimbau menyiapkan bantuan bibit, pagar hidup, serta jalur pelaporan cepat bila kawanan mendekat.
Sebagai latar, Pidie–Pidie Jaya merupakan koridor pergerakan gajah sumatra. Tren konflik manusia-gajah di Aceh tercatat tinggi beberapa tahun terakhir, menuntut kolaborasi lintas instansi dan pemulihan habitat.
Langkah lanjut: BKSDA menyiapkan patroli rutin, pemetaan jalur jelajah, dan edukasi mitigasi di gampong sekitar. Opsi pemasangan perangkat peringatan dini akan dipertimbangkan sesuai kebutuhan.







