Banda Aceh, Gema Sumatra – Ekspor barang asal Provinsi Aceh pada Oktober 2024 tercatat mengalami kenaikan signifikan sebesar 4,96 persen, dengan total nilai mencapai USD 61,14 juta.
Peningkatan ini menunjukkan adanya kekuatan sektor perdagangan Aceh meskipun tantangan global masih membayangi.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Ahmadriswan, angka ini merupakan hasil dari kontribusi kuat komoditas ekspor utama yang berasal dari sektor bahan bakar mineral, terutama batu bara.
“Batu bara tetap menjadi komoditas unggulan yang menggerakkan sektor ekspor Aceh. Pada bulan Oktober 2024, ekspor batu bara tercatat mencapai USD 48,06 juta, yang merupakan bagian terbesar dari total ekspor Aceh,” ujar Ahmadriswan dalam konferensi pers pada Senin, 2 Desember 2024.
Batu bara Aceh banyak dikirim ke negara-negara Asia, dengan India menjadi negara tujuan utama.
“India menerima ekspor batu bara Aceh senilai USD 32,02 juta. Selain itu, Thailand dan Vietnam juga tercatat sebagai pasar ekspor utama dengan nilai masing-masing USD 14,58 juta dan USD 3,79 juta,” tambahnya.
Kenaikan ekspor batu bara ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap komoditas energi di pasar global masih kuat.
Hal ini mengindikasikan adanya potensi bagi Aceh untuk memperkuat posisi dalam sektor energi dunia.
Selain itu, komoditas ini juga berperan dalam peningkatan pendapatan daerah, memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian lokal.
Di sisi lain, impor Provinsi Aceh pada bulan yang sama tercatat sebesar USD 58,85 juta.
Angka ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni 29,27 persen di bandingkan bulan September 2024.
Impor terbesar berasal dari komoditas gas, yang tercatat mencapai USD 55,07 juta.
Impor yang meningkat menunjukkan bahwa Aceh masih membutuhkan pasokan energi.
Hal ini kemungkinan terkait dengan perkembangan industri dan kebutuhan domestik yang terus meningkat.
Meski impor meningkat, neraca perdagangan luar negeri Aceh pada Oktober 2024 tercatat surplus sebesar USD 2,28 juta.
“Surplus neraca perdagangan ini menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan impor, ekspor Aceh masih mampu menutupi dan menciptakan keseimbangan positif,” ujar Ahmadriswan.
Perekonomian Aceh yang terus mengalami pertumbuhan ekspor ini menunjukkan pentingnya komoditas utama seperti batu bara dalam mendukung kestabilan ekonomi daerah.
Menurut Ekonom Universitas Syiah Kuala, Dr. M. Nasir Syamaun, tren kenaikan ekspor ini menjadi indikasi positif.
“Aceh memiliki potensi yang cukup besar dalam sektor energi, dan jika di kelola dengan baik, sektor ini dapat terus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Nasir.
Ekspor Aceh terus meningkat, terutama batu bara.
Hal ini diharapkan dapat memperkuat posisi Aceh di pasar internasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News