Motif Pembunuhan, Pelaku Butuh Uang untuk Pulang Kampung

Pelaku Ditangkap di Asrama, Mengaku Membunuh Korban Karena Faktor Ekonomi

Ket foto: Pelaku Pembunuhan Mahasiswa (Sumber Foto: Instagram/infoacehbarat.id)
Ket foto: Pelaku Pembunuhan Mahasiswa (Sumber Foto: Instagram/infoacehbarat.id)

Banda Aceh, Gema Sumatra – Polresta Banda Aceh mengungkap motif di balik pembunuhan seorang mahasiswa asal Meulaboh, Diyahul Fadil, yang terjadi pada Sabtu, 19 Oktober 2024.

Pelaku, ZF (20), yang juga seorang mahasiswa, mengaku nekat melakukan aksi pembunuhan ini karena terdesak masalah ekonomi.

Menurut keterangan polisi, ZF berencana mencuri barang berharga milik korban untuk dijual dan di jadikan modal pulang kampung.

ZF, mahasiswa asal Kecamatan Peudada, Bireuen, di tangkap pada Minggu, 20 Oktober 2024, di asrama tempat tinggalnya.

Proses penangkapan ini berawal dari rekaman CCTV di sekitar kos korban di Lorong Cendana, Desa Jeulingke, Banda Aceh.

Rekaman tersebut memperlihatkan keberadaan ZF di lokasi kejadian, yang kemudian menjadi petunjuk penting bagi polisi.

“Berdasarkan ciri-ciri yang terlihat di CCTV dan hasil interogasi awal, pelaku mengakui perbuatannya,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh, Kompol Fadillah Aditya Pratama.

Dalam keterangannya, Fadillah menjelaskan bahwa ZF awalnya tidak berniat melakukan pembunuhan.

Ia datang ke kos korban dengan tujuan mencuri ponsel milik Diyahul Fadil, yang bisa ia jual untuk mendapatkan uang.

“ZF butuh uang untuk pulang kampung menghadiri perayaan Maulid, namun tidak punya dana,” jelas Fadillah.

Sebelumnya, ZF sempat mendatangi rumah saudaranya di Kajhu, Aceh Besar, untuk meminjam uang, tetapi tidak berhasil. Karena terdesak, ia memutuskan pergi ke kos korban untuk mencuri.

ZF dan korban sebenarnya tidak memiliki hubungan yang dekat, namun pelaku mengenal korban melalui adik Diyahul Fadil.

Menurut keterangan polisi, ZF beberapa kali pernah mengunjungi kos korban, sehingga merasa tidak akan di curigai jika datang ke tempat itu.

Pada hari kejadian, ZF melihat pintu kamar korban tidak terkunci, dan suasana kos sedang sepi.

Saat itu, korban sedang tertidur lelap, dan ponsel korban tergeletak di dekatnya.

ZF lalu mendekati ponsel tersebut, namun ia mulai panik karena khawatir korban terbangun.

Dalam keadaan panik, ZF spontan mengambil pisau yang ada di kamar korban dan menusuk korban sebanyak tiga kali.

“Pelaku mengaku melakukan tindakan itu karena takut korban terbangun dan memergokinya,” tambah Fadillah.

Setelah menusuk korban, ZF kabur dari tempat kejadian dengan sepeda motor, tanpa sempat mengambil ponsel korban.

Kejadian tragis ini menimbulkan keprihatinan mendalam, terutama karena motif di balik pembunuhan ini begitu sederhana namun fatal.

“Kasus ini menunjukkan betapa masalah ekonomi bisa membuat seseorang nekat melakukan tindakan kriminal yang mengerikan,” kata Fadillah.

Polisi berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran penting, khususnya bagi mahasiswa dan masyarakat luas, agar tidak terjebak dalam situasi serupa.

Ahli kriminologi, Dr. Fathur Rahman dari Universitas Syiah Kuala, menjelaskan bahwa kasus ini merupakan contoh klasik bagaimana tekanan ekonomi dapat memicu kejahatan.

“Pelaku, yang berada di bawah tekanan finansial, tidak memikirkan dampak panjang dari perbuatannya, terutama ketika berhadapan dengan rasa panik atau ketakutan,” jelasnya.

Menurutnya, dukungan sosial dan psikologis bagi mahasiswa rantau menjadi hal penting yang harus di perhatikan.

Setelah penangkapan ZF, polisi masih terus mendalami kasus ini untuk mengetahui apakah ada faktor lain yang melatarbelakangi tindakan pelaku.

Hingga saat ini, ZF sudah di tetapkan sebagai tersangka dan di jerat dengan pasal pembunuhan berencana.

“Proses hukum akan terus berjalan, dan kami akan memastikan pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum,” tutup Fadillah.

Motif pembunuhan ini, yang bermula dari keinginan untuk mendapatkan uang demi pulang kampung, menambah daftar panjang kasus kriminalitas di Banda Aceh yang di dorong oleh masalah ekonomi.

Kombinasi antara tekanan keuangan dan kesempatan melakukan kejahatan sering kali menjadi alasan di balik tindakan nekat, seperti yang di tunjukkan oleh kasus ini.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram.

Exit mobile version