Aceh, Gema Sumatra – PT PEMA berencana untuk membangun pabrik pengolahan ikan di Aceh, langkah yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian provinsi ini.
Pembangunan pabrik ini sangat penting, mengingat potensi perikanan Aceh yang melimpah.
Menurut pengamat ekonomi Universitas Syiah Kuala, Rustam Effendi, banyak ikan yang terbuang akibat ledakan suplai dan lemahnya sektor pengolahan.
“Jika ada pabrik, hasil tangkapan dapat di olah menjadi produk bernilai tambah, seperti tepung ikan, yang bisa di ekspor,” ungkapnya.
Pabrik ini di harapkan tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga meningkatkan pendapatan nelayan dan pendapatan asli daerah Aceh.
Produksi ikan di Aceh, terutama tuna, perlu di dukung oleh fasilitas pengolahan yang memadai.
Gubernur Aceh sebelumnya juga mengungkapkan potensi besar sektor perikanan, dengan luas kawasan laut mencapai 295 ribu kilometer persegi dan panjang garis pantai 2.666 km.
Dengan keberadaan pabrik ikan, Aceh memiliki kesempatan untuk menjadi pusat pengolahan ikan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga pasar internasional.
Rustam menambahkan bahwa pembangunan pabrik minyak goreng dan pabrik pengolahan ikan di Aceh tidak menghadapi kendala besar.
Dia menjelaskan bahwa modal bisa di peroleh dengan menjalin kemitraan dengan pihak swasta.
“Jika PEMA memiliki modal yang cukup, mereka bisa langsung mendirikan usaha.
Namun, jika tidak cukup, mereka bisa mengajak swasta untuk berinvestasi,” ujarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat di butuhkan untuk mengembangkan industri pengolahan di Aceh.
Rustam juga menyoroti pentingnya manajemen yang baik dalam mengelola perusahaan.
Dia menekankan bahwa perusahaan harus memiliki rencana dan indikator capaian yang jelas agar usaha dapat berjalan dengan efektif.
“Tinggal komitmen dan bagaimana bekerja dengan sungguh-sungguh. Jika berbicara ahli, banyak anak Aceh yang hebat-hebat,” ujarnya.
Hal ini mencerminkan keyakinan Rustam bahwa sumber daya manusia di Aceh memiliki potensi yang sangat besar.
Selain meningkatkan nilai tambah bagi hasil tangkapan nelayan, pabrik ikan di harapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
Dengan meningkatnya kegiatan pengolahan ikan, Aceh dapat mengurangi ketergantungan pada pengiriman hasil bahan mentah ke provinsi lain, seperti Sumatera Utara.
Rustam mengungkapkan bahwa selama ini Aceh selalu mengirimkan hasil bahan mentah seperti ikan dan minyak mentah kepala sawit ke provinsi tetangga.
Pembangunan pabrik ikan ini berpotensi mengubah pola tersebut dan memberikan keuntungan ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat Aceh.
Dengan langkah ini, Aceh berpotensi menjadi pusat pengolahan ikan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga pasar internasional.
Masyarakat Aceh memiliki harapan tinggi terhadap realisasi pembangunan pabrik ikan ini.
Jika berhasil, pabrik tersebut dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi perekonomian dan kesejahteraan nelayan di Aceh.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News