Aksi Hari Papua Merdeka di Yogyakarta dan Makassar Ricuh

Kericuhan di Yogyakarta dan Makassar

Ket foto: Demo Mahasiswa Papua (Sumber Foto: Pinterest/Camera Gebai Jernih)
Ket foto: Demo Mahasiswa Papua (Sumber Foto: Pinterest/Camera Gebai Jernih)

Nasional, Gema Sumatra – Aksi mahasiswa asal Papua dalam memperingati Hari Papua Merdeka di Yogyakarta dan Makassar berubah menjadi kericuhan pada awal Desember 2024.

Insiden ini mencerminkan ketegangan yang belum mereda terkait isu Papua di Indonesia.

Di Yogyakarta, bentrok terjadi di Jalan Kusumanegara pada Minggu (1/12).

Kericuhan di picu oleh upaya massa mengibarkan bendera Bintang Kejora, yang kemudian di cegah oleh aparat kepolisian.

Teguran tersebut di respons dengan lemparan kursi dan benda-benda lain oleh massa.

Beberapa polisi terluka akibat serangan tersebut dan langsung di larikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Salah satu saksi menyebut, “Aparat hanya ingin menjaga situasi tetap kondusif, namun tindakan mereka di anggap provokasi oleh peserta aksi.”​

Lihat Juga:  7 Siswa SD Keracunan Usai Konsumsi Makan Siang Gratis

Di Makassar, bentrokan terjadi pada Senin (2/12) di depan Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Lanto Daeng Pasewang.

Aksi tersebut awalnya berjalan damai sebelum mahasiswa di pukul mundur oleh aparat keamanan.

Massa kemudian merusak beberapa kendaraan bermotor dan memecahkan kaca minimarket di sekitar lokasi.

Kericuhan berlangsung sekitar lima menit sebelum aparat berhasil mengendalikan situasi.

Salah satu pemilik toko yang terdampak mengungkapkan, “Kerusakan ini merugikan kami secara ekonomi, meskipun kami memahami keresahan mahasiswa.”​

Aksi ini merupakan bagian dari peringatan Hari Papua Merdeka, yang rutin di gelar oleh mahasiswa Papua di berbagai daerah.

Dalam orasi yang disampaikan, massa menuntut pemerintah menghentikan tindakan diskriminasi dan rasisme terhadap masyarakat Papua serta meminta penarikan militer dari wilayah tersebut.

Lihat Juga:  Pembalap Muda Indonesia Richard Junior Hutabarat Meninggal Dunia

Salah satu peserta aksi menyatakan, “Kami ingin hak menentukan nasib sendiri dan pengakuan atas martabat kami sebagai bangsa Papua. Ini bukan hanya tentang bendera, tetapi tentang keadilan.”​

Namun, cara penyampaian aspirasi ini menuai reaksi beragam dari publik.

Ada yang mendukung perjuangan mahasiswa sebagai bentuk ekspresi kebebasan berpendapat, tetapi banyak pula yang mengkritik tindakan kekerasan dalam aksi tersebut.

Pengamat sosial-politik, Dr. Andi Rahmat, mengatakan, “Kericuhan dalam demonstrasi seperti ini menunjukkan adanya kegagalan dialog antara pemerintah dan masyarakat Papua. Pemerintah perlu membuka ruang dialog yang lebih inklusif untuk menyelesaikan konflik ini secara damai.”

Aksi mahasiswa Papua selalu menjadi sorotan karena kerap berujung kericuhan, yang menciptakan tantangan besar bagi penegakan hukum dan kestabilan sosial.

Lihat Juga:  Banjir Manggala Warga Bertahan di Pengungsian Akibat Dampak Kesehatan

Hingga kini, aparat keamanan terus bersiaga untuk mencegah kericuhan meluas, sementara masyarakat berharap aksi seperti ini dapat di tangani dengan lebih baik di masa mendatang.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *