JAKARTA, Selasa, 11 November 2025, 12.00 WIB — Presiden Prabowo Subianto melantik Prof. Arif Satria sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam upacara di Istana Negara pada Senin, 10 November 2025. Usai pelantikan, Arif menegaskan arah riset BRIN akan mengawal program prioritas negara, terutama pangan, energi, dan air, serta memperkuat ekosistem inovasi melalui science techno park di berbagai provinsi.
Pada pernyataannya, Arif menyebut konsolidasi riset nasional—baik antarlembaga maupun dengan pemerintah daerah—akan dipercepat agar hasil litbang berdampak nyata pada kebijakan publik dan ekonomi. Ia menilai peningkatan indeks inovasi berbanding lurus dengan kesejahteraan sehingga investasi pada R&D perlu ditingkatkan.
Dari sisi administrasi, pelantikan Arif tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 123/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala BRIN.
Arif, yang saat ini masih menjabat Rektor IPB University, menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatan rektor sesuai aturan internal kampus.
Implikasi bagi Sumatra: fokus riset pangan membuka peluang penguatan riset sawit berkelanjutan, padi lahan rawa, dan hilirisasi hasil perikanan (Aceh, Kepri, Sumbar). Pada sektor energi, riset bioenergi berbasis limbah pertanian serta PLTS terapung di waduk kawasan Sumatra berpotensi mendapat dukungan.
Sementara di isu air, riset restorasi gambut (Riau, Jambi, Sumsel) dan pencegahan banjir di DAS prioritas dapat dipercepat melalui kolaborasi BRIN–pemda–kampus lokal.
Dalam konteks kebencanaan dan keanekaragaman hayati, Sumatra masih menghadapi tantangan letusan gunung api (Kerinci, Marapi), gempa tektonik di zona megathrust, serta konservasi satwa seperti gajah dan badak sumatra.
Arah baru BRIN memberi ruang penguatan observatorium bencana, pemodelan cuaca ekstrem, hingga biobank sumber daya genetik di koridor barat Indonesia, yang selama ini memerlukan percepatan riset terapan dan pendanaan lintas lembaga.
BRIN menyiapkan peta jalan penguatan science techno park di daerah untuk menjembatani riset–industri–UMKM. Pemerintah daerah dan kampus di Sumatra diimbau menyusun topik prioritas wilayah—misalnya produk perikanan bernilai tambah di pesisir barat, pengelolaan gambut–mangrove di timur Sumatra, dan inovasi transportasi rendah emisi—agar segera masuk pipeline program tahun berjalan.







