Nasional, Gema Sumatra – Aipda Wibowo Hasyim kini menjadi sorotan setelah terlibat dalam kasus penganiayaan anak yang melibatkan Supriyani, seorang guru honorer.
Supriyani di tuduh melakukan kekerasan terhadap anak yang merupakan putra dari anggota polisi tersebut.
Dalam perkembangan terbaru, Aipda Wibowo meminta uang damai sebesar Rp50 juta untuk menyelesaikan masalah ini secara damai.
Kasus ini mencuri perhatian publik, terutama karena melibatkan profesi yang seharusnya melindungi anak-anak, bukan sebaliknya.
Supriyani di duga melakukan tindakan kekerasan terhadap anak berusia lima tahun tersebut, yang berakibat pada dampak psikologis dan fisik yang serius.
Menurut informasi dari pihak keluarga, anak tersebut mengalami trauma sehingga tidak dapat menyusu dari ibunya
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat tentang tindakan tegas yang perlu di ambil terhadap kekerasan pada anak, terutama dalam lingkungan pendidikan.
Aipda Wibowo, dalam keterangannya, menyatakan bahwa permintaan uang damai tersebut bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik.
Namun, tindakan ini justru memicu kritik dari berbagai pihak.
Koordinator Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang berbicara tentang kasus ini.
“Kekerasan terhadap anak adalah masalah serius yang perlu di tangani secara komprehensif. Kami mendesak agar pihak berwenang mengambil tindakan tegas terhadap pelaku, terlepas dari latar belakang mereka”.
Kasus ini juga mengingatkan kita akan pentingnya perlindungan terhadap anak-anak dari kekerasan, baik di rumah maupun di sekolah.
Penanganan yang tegas terhadap pelaku penganiayaan di harapkan dapat mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang.
Banyak orang tua dan masyarakat yang khawatir tentang keselamatan anak-anak mereka di lingkungan sekolah setelah kejadian ini.
Dari sudut pandang hukum, permintaan damai dapat memberikan solusi yang cepat, namun hal ini tidak selalu mencerminkan keadilan.
Pengacara publik yang mengamati kasus ini mengatakan, “Kita harus ingat bahwa anak-anak adalah korban di sini. Mereka tidak seharusnya di bebani dengan kesalahan orang dewasa”.
Dalam konteks pendidikan, penting bagi lembaga pendidikan untuk memiliki kebijakan yang jelas dan tegas mengenai perlindungan anak.
Pelatihan untuk guru dan staf sekolah tentang pengenalan dan penanganan kekerasan terhadap anak juga sangat di perlukan.
Pihak kepolisian meminta penanganan serius terhadap kasus ini.
Mereka khawatir tindakan kekerasan dapat memengaruhi perkembangan mental dan emosional anak-anak.
Masyarakat di harapkan lebih aktif mendukung program-program perlindungan hak anak.
Selain itu, mereka juga perlu berkontribusi dalam menyediakan pendidikan yang aman dan berkualitas.
Kejadian ini mengingatkan kita semua bahwa perlindungan terhadap anak adalah tanggung jawab bersama yang tidak boleh di abaikan.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News