BANYUWANGI, Jawa Timur – Feri penumpang dan kendaraan milik PT ASDP Indonesia Ferry, KM Tunu Pratama Jaya, dilaporkan tenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu malam (2 Juli 2025), hanya sekitar 30 menit setelah bertolak dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk, Bali. Kapal tersebut mengangkut 53 penumpang, 12 awak kapal, dan 22 unit kendaraan.
Menurut informasi dari Badan SAR Nasional, kapal diduga mengalami kebocoran di ruang mesin yang memicu matinya mesin dan sistem kelistrikan. Cuaca ekstrem dengan gelombang setinggi 2–2,5 meter turut memperburuk kondisi, hingga akhirnya kapal miring dan tenggelam sekitar pukul 23.20 WIB.
Enam orang telah dikonfirmasi tewas dalam insiden ini, sementara lebih dari 30 orang lainnya masih dalam pencarian. Sebanyak 31 korban berhasil diselamatkan oleh tim SAR gabungan, sebagian dalam kondisi tidak sadarkan diri setelah terapung berjam-jam di laut.
“Kondisi malam hari, gelombang tinggi, serta hilangnya komunikasi radio menghambat respons awal,” ujar Komandan Basarnas Banyuwangi dalam keterangan pers. Tim SAR kini mengerahkan belasan kapal, penyelam, drone termal, dan helikopter untuk mencari korban dan bangkai kapal.
PT ASDP menyatakan bahwa manifest resmi mencatat 53 penumpang dan tidak ada indikasi muatan berlebih. Namun, pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memulai investigasi untuk memastikan tidak ada pelanggaran prosedur keselamatan.
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan koordinasi lintas instansi untuk percepatan pencarian serta evaluasi menyeluruh terhadap keselamatan pelayaran nasional, khususnya di lintasan laut padat seperti Ketapang–Gilimanuk.
Sementara itu, BMKG mengingatkan bahwa wilayah perairan Jawa Timur hingga Bali tengah mengalami peningkatan aktivitas cuaca ekstrem. Warga diimbau menunda pelayaran malam hari dan mematuhi peringatan dini gelombang tinggi.







