[PALEMBANG, Jumat, 24 Oktober 2025, WIB] — MedcoEnergi mengumumkan akuisisi 45% (operator) di Sakakemang PSC dan 80% di South Sakakemang, keduanya di Sumatera Selatan, dari Repsol. Perseroan juga menambah porsi kepemilikan efektif di PT Transportasi Gas Indonesia (TGI) menjadi 40%. Langkah ini memperkuat kendali Medco atas rantai pasok gas yang mengalir dari Sumsel ke pembeli di Riau, Batam, hingga Singapura.
Dalam rilis 16 September 2025, Medco menegaskan akuisisi senilai sekitar US$90 juta ini melengkapi konsolidasi aset di sekitar Blok Corridor dan mendukung program pemerintah menjaga ketahanan energi nasional. TGI sendiri mengoperasikan jaringan pipa transmisi lebih dari 1.000 km (Grissik–Duri–Batam/Singapura) yang memasok gas ke pembangkit dan industri di Sumatra bagian utara serta Kepulauan Riau.
“Langkah ini memperkuat posisi strategis kami di Sumsel dan rantai nilai gas terintegrasi Jawa–Sumatra. Basis cadangan dan kepemilikan infrastruktur strategis memberi akses ke aset berumur panjang dan menopang kebutuhan energi Indonesia,” ujar Roberto Lorato, CEO MedcoEnergi — “Kepemilikan infrastruktur memperkuat arus kas jangka panjang.”
Bagi pelaku industri di Riau dan Batam, konsolidasi ini berpotensi menjaga kontinuitas pasokan melalui skema swap dan optimalisasi alokasi dalam negeri. Pada Mei 2025, para produsen di wilayah barat Indonesia bersama PGN dan pembeli Singapura menyepakati skema tukar gas untuk menutup penurunan produksi sebagian lapangan dan memastikan kebutuhan domestik tetap terpenuhi. Dengan porsi lebih besar di TGI, Medco memiliki ruang koordinasi lebih baik terkait pengaliran gas.
Sebagai konteks, Repsol sebelumnya melepas 24% sahamnya di Blok Corridor ke Medco senilai US$425 juta (Juni 2025). Serangkaian transaksi ini menjadikan Medco aktor kunci hulu–hilir gas Sumatra Selatan. Namun, realisasi produksi dan dampak harga bagi konsumen industri tetap bergantung persetujuan pemerintah, kinerja lapangan, dan kontrak jual-beli gas yang berlaku.
Tahap berikutnya, Medco menunggu persetujuan pemerintah untuk perubahan partisipasi kerja dan akan menyelaraskan rencana pengembangan (PoD) Sakakemang. Otoritas migas diharapkan mengawal implementasi agar pasokan ke pelanggan domestik—termasuk PLN dan industri—tetap prioritas.







