[PADANG/SUMATERA BARAT], Senin, 20 Oktober 2025, WIB — Pemerintah menambah operasi pasar untuk menekan harga beras yang masih tinggi di sejumlah daerah. Kebijakan dilakukan bersamaan dengan penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru untuk beras medium dan premium berdasarkan zona wilayah, termasuk Sumatra. Targetnya menurunkan harga ritel dan menstabilkan stok di tingkat pedagang.
Kementerian terkait menyebut operasi pasar digelar masif pada pekan ini seiring penindakan praktik jual di atas HET. Di sisi lain, Bulog melaporkan penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) menembus ±0,5 juta ton per 14 Oktober 2025, dengan penurunan harga di 190 kabupaten/kota. Di Sumsel–Babel, realisasi penyaluran mencapai 12.677 ton per 11 Oktober 2025; di Kepri (Batam), realisasi sekitar 1.042 ton atau 22,6% dari target tahunan.
HET baru untuk beras medium ditetapkan Rp 13.500/kg (Zona 1: Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB); Rp 14.000/kg (Zona 2: Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Riau, Kepri, Jambi, Babel); dan Rp 15.500/kg (Zona 3: sebagian wilayah timur). Untuk beras premium, HET menyesuaikan zona dengan rentang Rp 14.900–Rp 16.000/kg. Penyesuaian ini berlaku bertahap agar pedagang menghabiskan stok lama.
“Operasi pasar besar-besaran dilaksanakan di berbagai daerah untuk menurunkan harga sekaligus menegakkan HET,” ujar Pernyataan Pemerintah Pusat (Kementan/Bapanas) — ringkasan agenda operasi pasar pekan ini.
Bagi warga Sumatra, tambahan pasokan SPHP diharapkan menahan harga ritel khususnya beras medium yang paling banyak dikonsumsi. Pedagang di pasar tradisional—Padang, Pekanbaru, Palembang, Batam—diimbau mengikuti label harga sesuai HET zona. UMKM kuliner dapat mengatur ulang menu dan porsi untuk menjaga marjin sambil memanfaatkan saluran pembelian SPHP resmi.
Sebagai pembanding, Bulog juga menyiapkan keseragaman desain kemasan SPHP 5 kg untuk memudahkan identifikasi di ritel, mencegah kebingungan konsumen, dan menekan peluang re-packing. Di banyak daerah, saluran distribusi SPHP dijalankan melalui operasi pasar, gerakan pangan murah, ritel modern, dan Bulog Direct.
Langkah lanjut pekan ini: intensifikasi sidak gabungan Bapanas–pemda, evaluasi target distribusi SPHP di Sumatra bagian utara/selatan, dan publikasi harga harian sebagai acuan pedagang. Warga dapat memantau label HET dan menyalurkan keluhan jika ada harga di atas ketentuan.







