GEMASUMATRA.COM – Pemerintah Indonesia bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar workshop Whole Genome Sequencing (WGS) di Bandung pada awal September 2025. Kegiatan ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan laboratorium nasional dalam mendeteksi serta melacak varian virus polio yang masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat.
Teknologi WGS dianggap penting karena mampu membaca seluruh urutan genetik virus, sehingga memberikan gambaran lebih detail terkait mutasi maupun potensi penyebaran penyakit. Dengan pendekatan ini, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kualitas sistem surveilans, serta mempercepat langkah pencegahan bila terjadi penularan polio di lapangan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa peningkatan kapasitas laboratorium bukan hanya bermanfaat bagi penanganan polio, tetapi juga dapat diaplikasikan pada penyakit menular lainnya. “Penguasaan teknologi WGS adalah investasi jangka panjang untuk memperkuat sistem kesehatan nasional,” ujarnya.
Workshop ini melibatkan puluhan tenaga ahli dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Sumatra, yang selama ini menjadi salah satu wilayah rawan penyebaran penyakit menular karena mobilitas penduduk yang tinggi. Peserta mendapatkan pelatihan intensif mulai dari pengambilan sampel, proses laboratorium, hingga analisis data genetik.
Selain aspek teknis, acara juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga internasional. Hal ini dilakukan agar setiap temuan terkait virus dapat segera ditindaklanjuti dengan langkah pencegahan maupun respon cepat di lapangan.
Bagi WHO, kolaborasi dengan Indonesia dipandang strategis mengingat negara ini memiliki populasi besar dengan risiko kesehatan yang kompleks. Upaya memperkuat pengawasan polio lewat WGS diharapkan menjadi model yang bisa diadopsi negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Dengan adanya peningkatan kapasitas ini, Indonesia optimistis mampu mempercepat target bebas polio yang ditetapkan secara global, sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi wabah penyakit menular di masa depan.







