[PADANG, Rabu, 1 Oktober 2025, WIB] — Enam belas tahun pascagempa 7,6 SR 30 September 2009, BNPB mengingatkan Sumatra Barat berada pada siklus gempa 50–100 tahun. Data resmi mencatat 1.117 korban jiwa dan sekitar 300.000 rumah rusak. Peringatan ditekankan agar mitigasi berbasis riset dan edukasi publik ditingkatkan.
Gempa 2009 menimbulkan kerusakan luas: rumah rusak berat 135.448 unit, rusak sedang 65.380 unit, rusak ringan 78.604 unit (data Satkorlak/BNPB). Sejumlah kajian pascabencana memetakan distribusi korban terbesar di Padang Pariaman dan Kota Padang, disertai longsor di beberapa lokasi.
Suharyanto, Kepala BNPB: “Ini data resmi BNPB—1.117 meninggal dunia. Mitigasi harus diperkuat, melibatkan pentaheliks dan berbasis hasil riset.”
Dampak hari ini: sekolah, perkantoran, dan keluarga di Padang–Pariaman–Agam perlu memastikan jalur evakuasi, titik kumpul, tas siaga, serta latihan evakuasi berkala. UMKM wajib memeriksa rak/etalase, dudukan mesin, dan SOP darurat saat guncangan.
Latar: laporan teknis pascabencana menegaskan kerentanan bangunan non-rekayasa. Standar bangunan tahan gempa dan pengendalian tata ruang menjadi kunci, termasuk edukasi warga soal “Drop–Cover–Hold On” dan early warning.
Agenda lanjut: pemda bersama BPBD memperluas sekolah aman bencana, simulasi berkala, dan audit struktur fasilitas publik. Warga dapat mengikuti pelatihan kebencanaan di kelurahan/nagari setempat, serta memantau informasi resmi BMKG/BNPB.







