Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

BMKG Catat 54 Hotspot di Sumatera, Riau Nihil Titik Panas

Sebagian besar titik panas terpantau di Sumatera Selatan, Sumbar, dan Jambi.

Hotspot Sumatera BMKG
Hotspot Sumatera BMKG

GEMASUMATRA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi 54 titik panas atau hotspot di Pulau Sumatera pada Jumat, 15 Agustus 2025. Sebaran titik panas tersebut menunjukkan adanya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah.

Kabar baiknya, wilayah Provinsi Riau yang biasanya menjadi langganan karhutla tercatat nihil titik panas. Kondisi ini menjadi catatan positif mengingat beberapa tahun terakhir Riau selalu menjadi pusat perhatian nasional terkait kabut asap.

Dari total 54 hotspot yang terpantau, sebagian besar berada di Provinsi Sumatera Selatan dengan 21 titik. Disusul Sumatera Barat dengan 14 titik, Jambi dengan 10 titik, serta Lampung dengan 6 titik. Sementara itu, Aceh, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau masing-masing mencatatkan 1 hingga 2 titik panas.

Baca Juga:  Perbasi Fokuskan Pembinaan Basket di Lima Kota Besar Sumatra

BMKG menyebut bahwa sebagian besar titik panas tersebut memiliki tingkat kepercayaan menengah hingga tinggi. Artinya, potensi kebakaran lahan di wilayah tersebut cukup signifikan sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi oleh pemerintah daerah.

Kepala BMKG menyampaikan bahwa cuaca kering dan potensi angin kencang menjadi faktor utama meningkatnya titik panas. Oleh karena itu, koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, dan Manggala Agni diharapkan semakin ditingkatkan untuk mencegah kebakaran meluas.

Baca Juga:  PORNAS Korpri XVII Ditutup di Palembang, Momentum Sport Tourism Sumsel

Masyarakat juga diminta tidak melakukan pembakaran lahan, baik untuk membuka perkebunan maupun aktivitas lain. Jika terjadi kebakaran, warga diminta segera melaporkan kepada aparat terdekat agar bisa segera ditangani.

Situasi ini menjadi pengingat bahwa musim kemarau di Sumatera masih menyimpan ancaman kebakaran hutan dan lahan. Upaya pencegahan bersama diharapkan mampu menekan risiko bencana kabut asap yang pernah melanda Sumatera pada tahun-tahun sebelumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *