Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

BMKG: Hujan Lebat 3 Hari di Sumbar, Warga Diminta Waspada Longsor

Banyak wilayah termasuk Mentawai, Pesisir Selatan, Agam, Tanah Datar hingga Limapuluh Kota berpotensi hujan intens, siang–malam.

Hujan deras
Hujan deras

[PADANG, Sumatera Barat], Minggu, 19 Oktober 2025, WIB — BMKG Minangkabau memprakirakan hujan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang meluas di Sumatera Barat selama tiga hari, 18–20 Oktober 2025. Titik sebar mencakup kepulauan dan pesisir hingga wilayah perbukitan, sehingga risiko banjir, banjir bandang, dan tanah longsor meningkat.

Pada Minggu (19/10), potensi hujan lebat disebut terjadi di Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman, Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, Pasaman, Limapuluh Kota, dan Kabupaten Solok. BMKG mengimbau warga di bantaran sungai, lereng curam, dan kawasan rawan pohon tumbang agar meningkatkan kewaspadaan pada sore–malam hari.

BMKG Minangkabau — “Waspada potensi hujan sedang–lebat disertai petir dan angin kencang di sebagian besar wilayah Sumbar dalam tiga hari ke depan.”

Baca Juga:  BNPB Siapkan Modifikasi Cuaca Cegah Banjir di Aceh

Secara nasional, prospek cuaca mingguan 17–23 Oktober juga mencatat potensi angin kencang di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung, menandai fase peralihan menuju puncak musim hujan.

Dampak bagi warga antara lain terganggunya perjalanan darat antarkabupaten, penyeberangan Mentawai–Padang, dan aktivitas UMKM malam hari. Petani disarankan menunda pemupukan saat hujan lebat agar tidak hanyut, sementara nelayan kecil memperhatikan prakiraan gelombang di perairan barat Sumatra.

Baca Juga:  Banjir Rendam 5 Kecamatan di Medan, Ratusan Mengungsi

Sebagai pembanding, pada periode transisi serupa tahun-tahun sebelumnya, Sumbar mengalami peningkatan kejadian hidrometeorologi di Pesisir Selatan dan Agam. Pemerintah daerah menyiagakan peralatan evakuasi dan menekankan pembersihan drainase lingkungan.

Langkah lanjut: memantau pembaruan kini-kini (nowcasting) BMKG, menghindari berteduh di bawah pohon saat terjadi kilat, serta menyiapkan tas siaga (dokumen, obat). Aparat nagari diharapkan mengaktifkan sistem peringatan dini komunitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *