[PEKANBARU/RIAU], Senin, 10 November 2025, WIB — Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat 675 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari hingga pekan ke-37 (13 September) 2025. Kecamatan Payung Sekaki menjadi yang tertinggi dengan 83 kasus, disusul Marpoyan Damai 68 kasus, dan Tuah Madani 66 kasus. Menjelang intensifikasi hujan, otoritas kesehatan memperketat imbauan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.
Dinas Kesehatan menyebut tren kasus mingguan sempat menurun pada pekan ke-34, 35, dan 36. Pada pekan ke-37, kasus yang dilaporkan delapan, turun dari 15–16 kasus per pekan sebelumnya.
Jika dibandingkan posisi Januari–pekan ke-18 (392 kasus), terjadi kenaikan kumulatif seiring pergantian musim, namun pola penurunan pekanan menjadi sinyal positif bila PSN konsisten dijalankan di tingkat RW/RT dan sekolah.
“Ini jumlah kasus Januari sampai pekan ke-37, 13 September 2025. Tertinggi saat ini adalah di Payung Sekaki 83 kasus, kemudian Marpoyan Damai 68 kasus, dan yang ketiga Tuah Madani 66 kasus,” ujar Hazli Fendriyanto, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.
Ia menekankan pencegahan dimulai dari rumah: menguras bak mandi seminggu sekali, menabur abate pada bak besar, serta menutup rapat penampung air agar jentik tak sempat menjadi nyamuk dewasa.
Bagi warga, disiplin PSN berdampak langsung pada pengendalian kasus di lingkungan. Sekolah, tempat ibadah, pasar, dan perumahan padat diminta mengaktifkan gotong royong 3M Plus (menguras, menutup, memanfaatkan kembali barang bekas; plus penggunaan lotion anti-nyamuk, kelambu, dan pengendalian vektor sederhana). UMKM kuliner dan pelaku kos/kontrakan dianjurkan menjaga kebersihan drainase dan tempat penyimpanan air bersih.
Sebagai konteks cuaca, peringatan dini BMKG untuk Riau pada Senin, 10 November 2025 memperkirakan hujan intensitas sedang–lebat di sejumlah wilayah. Kondisi ini berpotensi memunculkan genangan sementara dan tempat perindukan nyamuk jika tak segera dikeringkan.
Karena itu, Satgas kelurahan/RT diminta memantau titik rawan—saluran mampet, talang rumah, ember terbuka, pot tanaman, tempat minum hewan—serta melakukan edukasi door to door.
Langkah lanjut, Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan puskesmas untuk surveilans aktif, ABJ (Angka Bebas Jentik) rutin, dan fogging fokus bila ditemukan kasus terkonfirmasi dengan indikator epidemiologis. Warga diimbau segera ke fasilitas kesehatan jika mengalami demam tinggi mendadak, nyeri otot/ruas, mual, atau tanda bahaya; jangan menunda pemeriksaan laboratorium hematologi untuk deteksi dini.







