[PALEMBANG/SUMSEL], Minggu, 26 Oktober 2025, WIB — Festival Rempah Sumatera Selatan 2025 resmi berakhir hari ini setelah berlangsung tiga hari, 24–26 Oktober, di PTC Palembang. Gelaran yang diinisiasi TP PKK Provinsi Sumsel tersebut menampilkan kekayaan rempah daerah sekaligus mendorong hilirisasi produk agar bernilai tambah dan menembus pasar lebih luas.
Pembukaan oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menekankan rempah bukan hanya warisan budaya, melainkan peluang ekonomi rumah tangga. Stand-stand dari kabupaten/kota menampilkan produk olahan mulai dari bumbu, minyak atsiri, hingga herbal. Keterlibatan pelaku UMKM kuliner dan kerajinan memperlihatkan antusiasme untuk menguatkan branding produk lokal.
Sejumlah komoditas unggulan yang diangkat antara lain pala dari Empat Lawang serta kencur dari Ogan Komering Ulu. Kehadiran pelaku usaha dan komunitas perempuan (PKK) mempertegas sasaran penguatan ekonomi keluarga melalui pengolahan rempah yang berkelanjutan.
Herman Deru, Gubernur Sumsel — “Rempah adalah identitas dan peluang ekonomi. Tugas kita mengolahnya agar bernilai tambah dan relevan dengan kebutuhan pasar.”
Bagi UMKM Sumsel, festival ini membuka saluran promosi dan jejaring pemasaran, termasuk kerja sama logistik dan kemasan. Dampak langsung dirasakan pelaku usaha kecil yang selama ini mengandalkan pasar lokal, terutama di Palembang dan kota penyangga.
Sebagai latar, agenda festival tahunan ini konsisten mengangkat ragam rempah Sumsel. Tahun ini penekanan pada hilirisasi dan keterlibatan komunitas usaha kecil ditujukan untuk meningkatkan daya saing produk, termasuk standardisasi mutu dan desain kemasan.
Sesudah penutupan, pemerintah provinsi bersama TP PKK menjadwalkan klinik bisnis lanjutan bagi UMKM, termasuk pendampingan sertifikasi dan akses pembiayaan. Pelaku usaha diimbau menyiapkan katalog produk serta legalitas usaha untuk mempercepat kurasi pasar ritel modern.







