[RANAI, KEPULAUAN RIAU], Jumat, 7 November 2025, 16.20 WIB — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gelombang kategori tinggi (2,5–4 m) berpotensi terjadi di Samudra Hindia barat Aceh hingga Lampung pada Minggu, 9 November 2025. Di kawasan Kepulauan Riau, Laut Natuna Utara berulang kali masuk kategori tinggi pada Jumat (7/11) dan kembali 11–12 November. Pengguna jasa laut—khususnya kapal nelayan kecil, kapal wisata, dan pelayaran rakyat—diimbau menyesuaikan rute dan waktu berlayar serta mengutamakan keselamatan.
Untuk 7–8 November, BMKG menempatkan sebagian perairan barat Sumatra dalam kategori sedang (1,25–2,5 m), termasuk perairan barat Aceh, Nias–Mentawai, Enggano, hingga barat Bengkulu–Lampung. Laut Natuna Utara sudah masuk kategori tinggi pada Jumat (7/11), kemudian berfluktuasi pada Sabtu (8/11). Pada Minggu (9/11), gelombang tinggi meluas hingga Samudra Hindia barat Aceh–Lampung, sebelum kembali sedang pada Senin (10/11) dan tinggi lagi di Laut Natuna Utara Selasa–Rabu (11–12/11), menurut dokumen prakiraan harian 7 hari BMKG. Di beberapa titik barat Sumatra—khususnya barat Sumut/barat Nias—stasiun maritim setempat juga mewanti-wanti potensi setinggi ±4 m hingga 8 November.
Christen Ordain Novena Marpaung, prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, menyebut atensi untuk jalur barat Sumut–Nias–Batu. “Gelombang hingga 4 meter berpotensi di perairan barat Sumut, barat Kepulauan Batu, barat Kepulauan Nias, dan Samudra Hindia barat Nias,” ujarnya dalam rilis yang dikutip kantor berita. Sementara BMKG Natuna merilis peringatan gelombang 1,25–2,5 m di perairan Natuna–Anambas untuk periode 4–7 November, dengan kemungkinan peningkatan sesaat oleh hembusan angin.
Dampak bagi warga pesisir Sumatra–Kepri antara lain penundaan keberangkatan kapal kecil, pembatasan muatan, dan risiko pecah ombak di muara. Penyeberangan rakyat dan wisata memancing disarankan ditunda saat prakiraan ≥2,5 m. Nelayan kecil di Pesisir Barat Sumbar–Bengkulu–Lampung serta Natuna/Anambas diimbau memperkuat tali tambat, memeriksa pompa air, dan menggunakan alat pelampung standar. Pelaku usaha cold chain dianjurkan mengecek jadwal sandar untuk menghindari kerusakan bahan baku bila ada antrian bongkar muat akibat cuaca.
Sebagai latar, prospek cuaca mingguan BMKG (7–13 November) menyebut kombinasi dinamika global–regional (MJO, gelombang ekuatorial, dan sirkulasi siklonik) memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di Indonesia barat. Kondisi ini dapat menimbulkan angin kencang sesaat yang memperbesar tinggi gelombang di perairan terbuka. Pada perairan Samudra Hindia barat Kep. Mentawai, laman maritim BMKG menampilkan puncak sekitar 2,9 m, sedangkan Perairan Barat Kep. Natuna berkisar ±2,1 m pada 7–9 November, bergantung periode dan waktu hari.
Langkah lanjut/imbauan:
- Pantau peringatan dini BMKG Maritim setempat setiap 6–12 jam;
- Tunda pelayaran kapal nelayan kecil/kapal wisata jika prakiraan ≥2,5 m;
- Gunakan life jacket dan EPIRB/hand flare bila berlayar di atas 1,25 m;
- Atur distribusi logistik (es batu/solar/bahan baku) untuk mengurangi risiko gagal sandar;
- Hindari kegiatan di bibir pantai/karang dangkal saat ombak memecah;
- Operator pelabuhan menyiapkan rambu peringatan dan VHF update untuk kapal keluar-masuk.







