[PEKANBARU, RIAU], Jumat, 7 November 2025, 12.45 WIB — Dinas Perkebunan (Disbun) Riau menetapkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit periode Rabu, 5–Selasa, 11 November 2025 mengalami penurunan. Untuk kemitraan plasma, harga referensi umur 9 tahun dipatok Rp 3.553,84/kg dan umur 10–20 tahun Rp 3.534,92/kg. Sementara itu, mitra swadaya ditetapkan rata-rata Rp 3.509,09/kg untuk kelompok umur acuan. Penurunan ini dibandingkan pekan sebelumnya.
Pada skema plasma, tabel penetapan (Keputusan No. 40) memuat: umur 3 tahun Rp 2.740,08/kg; 4 tahun Rp 3.105,40/kg; 5 tahun Rp 3.290,95/kg; 6 tahun Rp 3.434,16/kg; 7 tahun Rp 3.508,20/kg; 8 tahun Rp 3.549,63/kg; 9 tahun Rp 3.553,84/kg; 10–20 tahun Rp 3.534,92/kg; 21 tahun Rp 3.479,55/kg; 22 tahun Rp 3.426,50/kg; 23 tahun Rp 3.369,81/kg; 24 tahun Rp 3.307,69/kg; 25 tahun Rp 3.237,81/kg. Untuk mitra swadaya, rapat penetapan menyebut harga rata-rata pekan ini Rp 3.509,09/kg dengan penurunan tertinggi terjadi pada umur 9 tahun.
Defris Hatmaja, Kabid Pengolahan dan Pemasaran Disbun Riau, menjelaskan penyebab koreksi pekan ini. “Harga pembelian TBS satu minggu ke depan turun seiring melemahnya harga CPO dan kernel dibanding minggu lalu,” ujarnya. Pada skema plasma, harga cangkang acuan Rp 18,30/kg dengan indeks K 93,09%; pada skema swadaya dilaporkan harga cangkang Rp 26,10/kg dan indeks K 92,62% untuk perhitungan satu bulan ke depan.
Bagi petani dan pengepul kecil, koreksi Rp 50–120/kg dapat memangkas marjin harian, terutama pada kebun dengan produktivitas rendah atau biaya angkut tinggi. Kelompok tani disarankan menimbang pengiriman saat rendemen puncak (buah matang optimal), menggabungkan muatan untuk efisiensi ongkos, serta memastikan transaksi pada pabrik kelapa sawit (PKS) mitra resmi agar rendemen dan potongan timbangan transparan.
Sebagai latar, rata-rata harga acuan umur 10–20 tahun di Riau dalam beberapa pekan terakhir bergerak di kisaran Rp 3.53–3.59 ribu/kg. Koreksi saat ini sejalan dengan pelemahan harga jual CPO dan kernel pada periode penetapan. Tren ini lazim terjadi jelang akhir tahun ketika volatilitas pasar ekspor meningkat, sementara curah hujan dapat memengaruhi panen serta kualitas TBS.
Langkah lanjut/imbauan: (1) petani memperhatikan kebersihan TBS (minim brondolan kotor) untuk menjaga rendemen; (2) jika memungkinkan, tunda panen saat hujan lebat agar kualitas tandan tidak turun; (3) kelompok tani berkoordinasi dengan PKS terkait jadwal timbang untuk mengurangi antrean dan biaya inap truk; (4) pantau pengumuman Disbun Riau untuk penetapan pekan berikutnya.







