KERINCI/JAMBI, Minggu, 12 Oktober 2025, WIB — PTPN IV Unit Usaha Kayu Aro di Kabupaten Kerinci tetap mengoperasikan sejumlah mesin peninggalan Belanda untuk memproduksi teh hitam jenis ortodoks. Strategi ini diklaim menjaga karakter rasa sekaligus efisiensi proses di pabrik yang berdiri di kawasan perkebunan berusia seabad.
Mesin bersejarah tersebut masih dipakai di lini penggulung, pemanggang-pembentuk, palung pengering, hingga oven fermentasi. Kayu Aro merupakan salah satu sentra teh di Jambi dengan tenaga kerja lokal dan destinasi wisata kebun yang populer.
Produksi harian diproses dari daun segar hasil petikan kebun di ketinggian lebih dari 1.400 meter dpl. Pabrik memanfaatkan sumber energi lokal (termasuk PLTMH [Menunggu verifikasi]) untuk menopang operasi, dengan target mempertahankan mutu ekstrak, warna seduhan, dan aroma khas ortodoks.
Muhammad Ridwan, Asisten Teknik Unit Usaha Kayu Aro — ‘Mesin tua masih menjadi andalan untuk menghasilkan teh ortodoks berkualitas. Perawatan berkala memastikan standar mutu tercapai di setiap tahapan proses.’
Keputusan mempertahankan mesin antik berdampak pada keberlanjutan pekerjaan lokal, keterampilan operator, serta daya tarik wisata industri. UMKM sekitar (kuliner dan homestay) turut menikmati efek berantai kunjungan ke kebun dan pabrik.
Kayu Aro dikenal sebagai salah satu perkebunan teh tertua di Indonesia; dokumentasi foto jurnalistik menunjukkan operasional yang masih berlangsung aktif dengan ekspor ke berbagai negara. Citra heritage menjadi nilai tambah pemasaran teh Kerinci.
Manajemen menyiapkan modernisasi selektif tanpa menghilangkan lini tradisional yang menjadi identitas produk. Pemerintah daerah didorong meningkatkan aksesibilitas wisata dan promosi produk teh Jambi di pasar domestik maupun ekspor.







