[LAMPUNG SELATAN], Sabtu, 8 November 2025, 09.30 WIB — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi gelombang tinggi kategori 2,5–4 meter di perairan Selat Sunda pada periode 7–8 November 2025. Kondisi ini berdampak langsung pada aktivitas pelayaran rute Bakauheni–Merak, sehingga operator penyeberangan menyiagakan prosedur keselamatan dan penyesuaian jadwal bila diperlukan.
BMKG Maritim mencatat Selat Sunda sektor barat Pandeglang serta perairan selatan Banten—yang satu sistem perairan dengan lintasan penyeberangan—berpeluang mengalami gelombang hingga kisaran 3,1 meter. Untuk sisi Lampung, Teluk Lampung cenderung gelombang sedang (sekitar 1,3–1,9 meter), namun sektor Selat Sunda bagian selatan tetap berisiko tinggi bagi kapal berukuran kecil-menengah.
Humas BMKG dan BMKG Maritim Panjang mengingatkan standar keselamatan sesuai klas kapal. “Gelombang 2,5–4 meter berisiko bagi kapal feri tertentu dan aktivitas pelayaran rakyat. Mohon perhatikan rambu peringatan dan informasi resmi yang diperbarui berkala,” ujar pejabat BMKG melalui keterangan yang dirujuk media setempat.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyatakan siaga cuaca ekstrem dan menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama. Penyesuaian pola operasi dilakukan mengikuti evaluasi per jam, termasuk opsi holding atau penundaan bila parameter angin dan gelombang melampaui batas aman. “Keselamatan kru dan penumpang kami utamakan, mohon pengertian jika terjadi penyesuaian keberangkatan,” demikian keterangan perusahaan.
Bagi pengguna jasa Bakauheni–Merak, potensi dampak mencakup antrean lebih panjang di dermaga, perubahan jam berangkat, dan kenyamanan pelayaran yang menurun. Warga yang membawa balita, lansia, atau memiliki kebutuhan khusus disarankan mempertimbangkan waktu perjalanan alternatif atau menunda keberangkatan sampai kondisi laut membaik. Jadwal kapal eksekutif tetap disiagakan dan akan disesuaikan bila diperlukan di lapangan.
Secara klimatologis, peralihan monsun dengan wind fetch memanjang dari Samudra Hindia ke Selat Sunda kerap memicu peningkatan tinggi gelombang pada November. BMKG memproyeksikan potensi gelombang tinggi dapat berlanjut secara fluktuatif hingga beberapa hari ke depan, sehingga pemantauan harian tetap diperlukan oleh operator pelabuhan, nelayan, dan pelintas.







