TAPANULI TENGAH – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatra Utara, sejak 17 hingga 19 November 2025 memicu longsor di Kecamatan Tukka. Material tanah dan batu menutup badan jalan di tiga titik sehingga akses warga sempat terputus.
Kepala BPBD Tapteng, Rahman Husein Siregar, menjelaskan longsor terjadi di Desa Sigiring-giring, Dusun II Hutaraja Desa Sait Kalangan II, serta Lingkungan V Siantar Gunung, Kelurahan Hutanabolon. Selama beberapa jam, kendaraan roda dua dan roda empat tidak bisa melintasi jalur tersebut sehingga aktivitas harian warga terganggu.
“Material longsor menutup badan jalan, membuat mobilitas warga terhenti. Penanganan darurat langsung kita lakukan bersama Pemerintah Kecamatan Tukka,” ujarnya.
Akses Jalan Dibuka Bertahap
Sejak Kamis (20/11), BPBD bersama unsur pemerintah daerah mengerahkan satu unit alat berat jenis backhoe loader untuk membersihkan material longsor. Dua dari tiga titik terdampak kini sudah dapat dilalui kendaraan, meski pengendara masih diminta berhati-hati karena kondisi tanah masih labil.
Satu titik lainnya masih dalam proses penanganan karena volume material yang menumpuk cukup besar dan medan cukup terjal. Petugas bekerja bertahap agar tidak memicu longsor susulan selama proses pembersihan.
Hingga berita ini ditulis, tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, sejumlah warga mengaku cemas karena curah hujan masih tinggi terutama pada malam hari.
Hujan Lebat Berlanjut, Tapteng Masuk Zona Siaga
BPBD Tapteng mengingatkan warga bahwa ancaman longsor belum berakhir. Berdasarkan peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Sumatra Utara termasuk dalam kategori Siaga hujan lebat–sangat lebat pada Jumat 21 November 2025.
Cuaca seperti ini berpotensi memicu:
- Tanah longsor di daerah perbukitan
- Banjir bandang di kawasan lereng dan lembah
- Pohon tumbang akibat tanah gembur dan angin kencang
Rahman meminta camat, kepala desa, dan lurah untuk aktif menyampaikan informasi rawan bencana kepada warga. Jalur yang berada di bawah tebing curam maupun di dekat aliran sungai diminta diwaspadai, terutama saat hujan turun dengan intensitas sedang hingga lebat dalam waktu lama.
Ia juga mengimbau masyarakat segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika melihat tanda-tanda longsor, seperti retakan baru di tanah, kemunculan mata air baru di lereng, atau suara gemuruh dari atas bukit.
Siaga Komunitas Jadi Kunci
Selain kesiapsiagaan pemerintah, kunci pencegahan korban adalah kewaspadaan warga sendiri. Di banyak desa di Tapteng, jalur ke sekolah, pusat ekonomi, dan fasilitas kesehatan masih bergantung pada satu jalan utama yang melintas di kaki bukit. Ketika jalan itu tertutup, akses logistik, pangan, dan layanan darurat ikut terganggu.
Dengan prakiraan cuaca ekstrem diperkirakan masih dapat berlangsung hingga akhir pekan dan berlanjut ke awal Desember, masyarakat diminta:
- Mengurangi aktivitas di sekitar tebing dan lereng saat hujan lebat
- Tidak memaksa melintas di jalan yang sudah diperingatkan sebagai rawan longsor
- Melaporkan segera bila terdapat titik rawan baru ke perangkat desa atau BPBD
BPBD Tapteng menyatakan akan terus memantau perkembangan situasi dan menyiagakan personel di titik-titik rawan bencana selama musim hujan ini.







