Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Lonjakan Titik Panas Karhutla di Sumatra Berdampak pada Kualitas Udara

Kualitas udara menurun di beberapa kota akibat kebakaran lahan.

titik panas karhutla Sumatra (Photo by Lum3n: https://www.pexels.com/photo/green-pine-trees-covered-with-fogs-under-white-sky-during-daytime-167699/)
titik panas karhutla Sumatra (Photo by Lum3n: https://www.pexels.com/photo/green-pine-trees-covered-with-fogs-under-white-sky-during-daytime-167699/)

[SUMATRA], Sabtu, 8 November 2025, 09.30 WIB — Titik panas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumatra meningkat signifikan dalam sepekan terakhir. BMKG mencatat lonjakan titik panas di Riau, Sumatera Selatan, dan Jambi, yang mulai berdampak pada penurunan kualitas udara di beberapa kota besar.

Data pantauan satelit menunjukkan peningkatan dari 94 menjadi lebih dari 1.200 titik panas dalam periode pertengahan hingga akhir Oktober 2025. Lonjakan terbesar terjadi di Provinsi Riau dan Sumatera Selatan yang banyak memiliki lahan gambut rentan terbakar.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut kebakaran lahan yang berlangsung sejak Oktober telah memicu kekhawatiran nasional. “Sebagian besar titik panas berada di area perkebunan dan lahan masyarakat. Kami sudah mengirim bantuan helikopter water bombing dan tim gabungan ke beberapa provinsi prioritas,” ujarnya dalam siaran resmi, Jumat (7/11).

Baca Juga:  BMKG Waspadai Angin Kencang di Tujuh Wilayah, Termasuk Sumatra Hingga 3 Juli 2025

Kualitas udara di Pekanbaru, Palembang, dan Jambi dilaporkan berada pada kategori tidak sehat sejak awal pekan. Warga mulai mengeluhkan iritasi mata dan sesak napas, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Sejumlah puskesmas melaporkan peningkatan pasien dengan gangguan pernapasan ringan.

Kebakaran lahan ini juga berdampak terhadap aktivitas ekonomi lokal. Petani sawit dan karet di Riau mengaku produksi menurun karena tanaman rusak akibat abu dan kurangnya sinar matahari. Maskapai penerbangan domestik di Sumatera Selatan juga dilaporkan sempat menunda beberapa jadwal karena jarak pandang menurun hingga 800 meter.

Baca Juga:  Prabowo Desak Pemenuhan Kebutuhan Dasar Korban Bencana di Sumatra

Pemerintah daerah diminta memperkuat patroli darat dan menindak tegas pembakaran lahan. BMKG mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas pembakaran terbuka dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Upaya modifikasi cuaca tengah disiapkan bila kondisi kelembapan udara memungkinkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *