BUKITTINGGI, Sumatera Barat, Jumat, 24 Oktober 2025, WIB — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan status Gunung Marapi di Sumbar berada pada Level II (Waspada) usai erupsi pertengahan Oktober. Masyarakat diminta tidak memasuki zona berbahaya dalam radius 3 km dari Kawah Verbeek dan meningkatkan kewaspadaan terhadap lahar saat hujan.
Saat erupsi 14 Oktober, abu tercatat di seismogram PVMBG dengan amplitudo maksimum 30,4 mm, durasi ±71 detik, dan dilaporkan jatuh di Batu Palano, Agam. Kondisi berangsur kondusif, namun pembersihan sisa abu di permukiman tetap dilakukan oleh BPBD setempat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengingatkan warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. “Meski potensi erupsi besar belum terindikasi, masyarakat diminta tidak memasuki zona berbahaya dalam radius tiga kilometer,” katanya.
Dampak bagi warga/UMKM terutama pada kebersihan air dan kenyamanan aktivitas wisata di Bukittinggi, Padang Panjang, Agam, dan Tanah Datar. Pelaku usaha di sekitar jalur wisata diminta menyiapkan masker untuk pelanggan dan menyesuaikan jam operasional saat terjadi hujan berintensitas tinggi guna menghindari paparan abu/galodo.
Catatan aktivitas menunjukkan Marapi masih erupsi berkala sejak Januari 2024 dengan fase fluktuatif hingga kini. Rekomendasi tetap: menjauh radius 3 km, waspada banjir lahar di lembah sungai berhulu Marapi, dan mengikuti informasi PVMBG/BPBD.
Langkah lanjut: BPBD dan pemerintah daerah meneruskan sosialisasi mitigasi, pembersihan abu, dan kesiapsiagaan jalur evakuasi. Wisatawan disarankan memeriksa pengumuman resmi sebelum mendaki; akses pendakian tetap ditutup pada zona bahaya sesuai rekomendasi Waspada.







