PARIAMAN, SUMATERA BARAT, Kamis, 27 November 2025, 21.10 WIB — Kabupaten Padang Pariaman menjadi salah satu wilayah paling terdampak bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat, dengan lebih dari 3.000 rumah terendam banjir, sedikitnya 9.228 jiwa terdampak, ratusan hektare lahan pertanian rusak, dan akses utama Padang–Bukittinggi hingga jalur lintas Sumbar–Riau–Sumut lumpuh akibat banjir dan longsor.
Berdasarkan data resmi BPBD Padang Pariaman per 24–25 November, sedikitnya 3.076 unit rumah dan 3.076 kepala keluarga atau 9.228 jiwa terdampak banjir dan longsor di 15 nagari pada delapan kecamatan.
Status tanggap darurat banjir dan longsor telah ditetapkan pemerintah kabupaten selama 14 hari, terhitung sejak 23 November hingga 6 Desember 2025.
Di sektor infrastruktur, banjir dan longsor memutus sejumlah akses vital. Banjir setinggi hingga pinggang orang dewasa merendam ruas Padang–Bukittinggi di kawasan Pasar Usang, Kecamatan Batang Anai, Kamis pagi, membuat kendaraan harus berputar dan jalur itu tidak bisa dilalui.
Di kawasan Lembah Anai dan sekitarnya, material longsor menimbun badan jalan dan jembatan, sementara laporan video menunjukkan jalur lintas Sumbar menuju Riau dan Sumut juga lumpuh total.
“Banjir dan longsor ini membuat Kabupaten Padang Pariaman paling parah terdampak di Sumbar. Ribuan jiwa dan puluhan fasilitas umum terdampak, sementara ratusan hektare lahan pertanian terendam,” ujar pejabat kebencanaan provinsi dalam paparan yang dirangkum dari laporan BPBD Sumbar dan Padang Pariaman.
Bagi warga, dampak terasa pada mobilitas, ekonomi, dan layanan publik. Petani di Padang Pariaman melaporkan 183 hektare lahan pertanian terendam, termasuk sawah dan kebun yang siap panen.
Sementara warga di nagari-nagari yang terputus aksesnya bergantung pada bantuan yang dikirim dari posko utama dengan rute memutar. Akses penumpang ke Bandara Internasional Minangkabau juga dilaporkan terganggu, meski operasional penerbangan tetap berjalan dengan sejumlah penyesuaian.
Pemerintah kabupaten dan provinsi mengarahkan pembersihan material longsor di titik-titik prioritas, termasuk jalur penghubung ke Padang Panjang dan jalan-jalan nagari yang tertutup lumpur.
Warga di sekitar bantaran sungai dan lereng diminta mengungsi segera ke fasilitas umum yang disiapkan sebagai shelter sementara, menunda perjalanan menuju Padang, Bukittinggi, dan lintas Sumbar–Riau–Sumut kecuali untuk kebutuhan darurat, serta mengikuti informasi resmi BPBD dan BMKG terkait potensi hujan lebat lanjutan. [Menunggu verifikasi]







