[PADANG/SUMATERA BARAT], Senin, 10 November 2025, WIB — Pemerintah Kota Padang dan BPBD menggelar Padang Tsunami Drill 2025 pada Rabu, 5 November 2025, pukul 10.00–11.00 WIB. Simulasi evakuasi mandiri ini melibatkan ratusan ribu warga di 55 kelurahan rawan tsunami dengan skenario gempa kuat akibat aktivitas Megathrust Mentawai. Tujuannya memastikan warga paham jalur evakuasi dan mampu bergerak cepat menuju zona aman.
Pelaksanaan latihan terpusat di delapan kecamatan pesisir dengan pengaktifan sirene, penyebaran informasi darurat, dan pengaturan arus warga menuju lokasi aman. Pemko menyosialisasikan denah rute evakuasi per kelurahan serta titik kumpul di sekolah, masjid, kantor pemerintahan, dan shelter tsunami. BPBD menyebut keterlibatan komunitas sekolah, BUMN/BUMD, pelaku usaha, serta kelompok rentan sebagai prioritas.
Data panitia menyebut cakupan simulasi mencapai 55 kelurahan di 8 kecamatan dengan partisipasi ratusan ribu orang. Wali Kota Padang memantau langsung jalannya latihan, sementara Pusdalops BPBD menguji prosedur komando, mulai dari penerimaan informasi gempa, pembunyian sirene, hingga pengiriman tim pemantau lapangan.
“Golden time evakuasi di pesisir Sumatera Barat hanya sekitar 20–30 menit bila sumber tsunami berasal dari megathrust,” ujar Suaidi Ahadi, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang — “Karena itu warga perlu hafal rute dan bergerak cepat tanpa menunggu arahan.”
Bagi warga, latihan ini menguji kecepatan mencapai tempat tinggi atau shelter bertingkat, ketertiban di tangga/koridor, dan kesiapan tas siaga (dokumen, air, obat, senter). Pelaku usaha di koridor padat diminta menyiapkan rencana evakuasi karyawan/pelanggan, memastikan jalur keluar tidak terhalang, serta menunjuk koordinator keselamatan di tiap shift.
Padang memiliki sejarah gempa kuat terkait zona subduksi Mentawai. Simulasi massal semacam ini rutin ditingkatkan skalanya agar respons publik makin baik, mengingat potensi waktu tiba gelombang yang singkat. Edukasi berkelanjutan dilakukan melalui sekolah siaga bencana, sirene uji, dan pemutakhiran peta bahaya.
Langkah lanjut, BPBD bersama kelurahan akan memutakhirkan peta mikro-zonasi, mengevaluasi bottle neck di jalur evakuasi, menambah penunjuk arah dan penerangan, serta menjadwalkan latihan tematik untuk kelompok rentan. Warga diimbau menyimpan rute alternatif, menghindari jembatan/koridor sempit saat padat, dan memprioritaskan berjalan kaki menuju tempat tinggi terdekat.
