[PEKANBARU, RIAU], Senin, 17 November 2025, 10.15 WIB — Seluruh helikopter water bombing dan patroli karhutla yang sebelumnya disiagakan di Riau telah ditarik ke Jakarta karena kontrak operasional berakhir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebut pemadaman kebakaran di sejumlah lokasi kini sepenuhnya mengandalkan tim darat, sementara pengajuan bantuan helikopter baru sudah dikirim ke pemerintah pusat.
Kepala Pelaksana BPBD Riau, M Edy Afrizal, menjelaskan bahwa saat ini karhutla tersisa di wilayah Rokan Hilir (Rohil) dan Kota Dumai. Hotspot masih muncul sporadis meski intensitasnya menurun seiring hujan dengan intensitas ringan di beberapa daerah.
Pemadaman dilakukan dengan pengerahan petugas gabungan BPBD, Manggala Agni, TNI/Polri, damkar daerah, dan masyarakat peduli api yang memperkuat sekat bakar serta jalur akses air.
“Tim darat masih berjuang di lapangan, termasuk menghadapi kendala jarak sumber air dan akses ke lokasi. Di sisi lain, helikopter yang sebelumnya bertugas sudah ditarik karena kontrak berakhir. Kami sudah mengajukan lagi bantuan heli mengingat titik api belum sepenuhnya hilang,” ujar M Edy Afrizal.
Bagi warga, penarikan helikopter berarti volume operasi water bombing berkurang, sehingga potensi asap kembali mengganggu aktivitas bisa meningkat jika cuaca kembali kering dan angin menguat.
Meski demikian, pemerintah provinsi menyampaikan bahwa secara umum kondisi karhutla di Riau masih terkendali. Pada pertengahan Oktober dan akhir Oktober lalu, data Satgas Karhutla sempat menunjukkan tren penurunan signifikan jumlah hotspot dibandingkan puncak musim kemarau.
Riau sebelumnya menjadi salah satu provinsi dengan armada helikopter terbesar untuk karhutla pada 2025. Laporan resmi menyebutkan sedikitnya 11 unit helikopter berbagai tipe — baik water bombing maupun patroli — pernah ditempatkan bergantian sepanjang musim kemarau tahun ini, termasuk tambahan dari BNPB pada Juli saat lonjakan titik panas terjadi.
Ke depan, BPBD Riau menyiapkan dua skenario: optimalisasi tim darat jika curah hujan terus meningkat, atau kombinasi kembali dengan operasi udara bila pemerintah pusat menyetujui penambahan helikopter baru.
Warga di sekitar lahan gambut dan semak kering di Rohil, Dumai, Bengkalis, dan sekitarnya diimbau tidak melakukan pembakaran sekecil apa pun, melapor bila melihat asap tipis, serta menggunakan masker bila kualitas udara menurun. Pembaruan: artikel akan diperbarui bila ada keputusan resmi terkait permohonan bantuan helikopter tambahan.







