[PEKANBARU/RIAU], Rabu, 3 Desember 2025, 09.40 WIB — Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi mulai Senin, 1 Desember 2025 hingga 31 Januari 2026 untuk mengantisipasi potensi banjir dan longsor, seiring prediksi BMKG soal hujan sedang hingga lebat hampir merata di wilayah Sumatra.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Riau, M Edy Afrizal, menyebut kebijakan itu diambil karena intensitas hujan diperkirakan terus meningkat hingga awal tahun depan. Status siaga darurat berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di Riau dengan fokus pada wilayah yang kerap menjadi langganan banjir dan pergerakan tanah.
Sebagai tindak lanjut, Pemprov Riau telah mengirim surat edaran ke para bupati dan wali kota agar memperkuat mitigasi, mulai dari penyiapan posko siaga, inventarisasi alat berat, hingga penguatan jalur evakuasi di titik-titik rawan. Langkah ini sejalan dengan peringatan BMKG yang menempatkan Riau dan beberapa provinsi Sumatra lain dalam kategori hujan sedang hingga lebat selama 2–4 Desember 2025.
“Pemprov Riau sudah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi terhitung 1 Desember 2025 hingga 31 Januari 2026. Daerah yang memiliki potensi bencana sudah kami sampaikan ke pemerintah kabupaten dan kota agar bisa segera mengambil langkah antisipatif,” ujar Edy Afrizal.
Bagi warga, khususnya di daerah bantaran sungai dan kawasan rendah di Pekanbaru, Kampar, Rokan Hulu, Rokan Hilir, dan Indragiri Hilir, status siaga darurat ini berarti upaya pembersihan drainase, penertiban bangunan di alur sungai, serta kesiapan posko pengungsian seharusnya mulai tampak dalam beberapa hari ke depan. Pelaku usaha kecil dan petani juga perlu mengantisipasi gangguan distribusi dan kerusakan lahan akibat genangan.
Riau menjadi salah satu provinsi tujuan bantuan pemerintah pusat dan daerah tetangga untuk mengevakuasi dan menampung warga yang terdampak banjir besar di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Di saat yang sama, BMKG memperingatkan bahwa provinsi-provinsi di Sumatra, termasuk Riau, masih berpotensi mengalami hujan lebat imbas sisa energi Siklon Tropis Senyar yang sebelumnya memicu banjir bandang di sejumlah wilayah.
Edy Afrizal menegaskan bahwa status siaga darurat membuka ruang percepatan penganggaran untuk logistik bencana dan penyiapan personel di lapangan. Pemprov juga mendorong pemerintah kabupaten/kota segera menetapkan status serupa jika indikator curah hujan, tinggi muka air sungai, dan temuan lapangan menunjukkan peningkatan risiko. Warga diminta aktif melaporkan tanda-tanda longsor dan kenaikan debit sungai ke posko terdekat.







