Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Di Sergai Padi Menghitam Usai Banjir, Bulog & Kilang Tolak Beli

Kerusakan gabah membuat petani kesulitan modal tanam berikutnya

padi menghitam Sergai
padi menghitam Sergai

[SERDANG BEDAGAI/SUMUT], Jumat, 31 Oktober 2025, 18.30 WIB — Petani di Dusun 8 Kebun Kelapa, Desa Pon, Kecamatan Sei Bamban, Serdang Bedagai melaporkan gabah yang lama terendam banjir berubah kehitaman dan ditolak Bulog serta sejumlah kilang. Mereka khawatir kehilangan modal untuk musim tanam berikutnya dan meminta bantuan pemda.

Banjir terjadi sejak awal Oktober dan baru surut sekitar sepekan lalu. Saat dijemur, gabah berubah warna dan mutu turun. Laporan lapangan menyebut sekitar 30 hektare sawah terdampak dengan estimasi hampir 19 ton gabah kering menumpuk namun belum terserap pasar.

“Setelah dipanen dan dijemur, warnanya berubah jadi kehitaman… Bulog menolak membelinya,” ujar Tyson Nababan, petani setempat. Ia menambahkan, sebagian besar kilang padi swasta juga menolak karena mutu turun. Perwakilan Bulog lokal menyatakan tengah mencari opsi agar petani tetap mendapat solusi.

Baca Juga:  116 Korban Tewas, 42 Hilang Akibat Banjir-Longsor

Dampaknya, petani kesulitan menutup biaya bibit, pupuk, dan pengolahan lahan untuk musim tanam berikutnya. “Kalau padi kami tidak terjual, bagaimana kami membiayai hidup dan sekolah anak,” keluh Melhi Simatupang, petani lain.

Data banjir Serdang Bedagai pada 23–27 Oktober mencatat ribuan rumah terdampak di Kecamatan Sei Rampah dan Tanjung Beringin. Air juga menggenangi lahan pertanian. Kondisi yang berlarut meningkatkan risiko kerusakan pascapanen—mulai dari jamur hingga penurunan kadar mutu gabah (broken/warna).

Baca Juga:  Sumut — Bulog Mulai Salurkan Bantuan Pangan Alokasi Okt–Nov 2025

Pemkab Serdang Bedagai telah menyalurkan bantuan sembako bagi warga terdampak banjir pada pekan ini. Namun, kebutuhan khusus petani berupa penanganan pascapanen (sortasi, pengeringan mekanis) dan skema pembelian terbatas (price support) dinilai mendesak agar tidak memicu gagal tanam.

Langkah lanjut yang disarankan: (1) Dinas Pertanian menurunkan dryer komunal dan tim penilai mutu gabah; (2) berkoordinasi dengan Bulog untuk skema pembelian bersyarat; (3) percepatan normalisasi drainase/irigasi tadah hujan; (4) bantuan benih dan pupuk musim tanam berikutnya; (5) edukasi penanganan pascabanjir untuk mencegah discoloration gabah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *