Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Sumbar Darurat Banjir-Longsor, Korban Bertambah

Subuh banjir bandang, siang longsor, malam hujan lagi

Banjir longsor Sumbar (Monojit Dutta)
Banjir longsor Sumbar (Monojit Dutta)

PADANG, Sabtu, 29 November 2025, 09.30 WIB — Puluhan warga dilaporkan meninggal dan hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Barat, sementara lebih dari 27 ribu orang mengungsi dan BMKG memperpanjang peringatan cuaca ekstrem hingga hari ini, dengan ancaman hujan lebat dan longsor susulan bagi warga di sepanjang pesisir dan lereng perbukitan.

Data Basarnas yang dirilis tengah malam menyebut sedikitnya 26 orang meninggal dan 12 masih hilang akibat banjir dan longsor di Sumbar, dengan lebih dari 29 ribu warga dievakuasi.

BNPB dalam konferensi pers sebelumnya mencatat 23 korban meninggal dan sekitar 3.900 keluarga mengungsi, sementara pemutakhiran BPBD Sumbar yang dihimpun TVRI menyebut 22 korban meninggal. Perbedaan angka ini menunjukkan data masih terus bergerak [Menunggu verifikasi].

Baca Juga:  Marapi Waspada, Radius 3 Km Dilarang; Warga Diminta Waspada Galodo

Sejumlah titik paling parah berada di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman, serta Kota Padang dan sekitarnya, termasuk kawasan Gunung Nago dan Lubuk Minturun yang terimbas jebolnya bendungan dan luapan sungai.

Jalan nasional lintas Padang–Bukittinggi dilaporkan terputus di beberapa segmen, menyebabkan distribusi bantuan logistik terhambat dan perjalanan antarwilayah tertunda.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syaugi menyatakan operasi SAR masih fokus pada pencarian korban hilang dan pembukaan akses.

“Prioritas kami adalah menyelamatkan warga yang masih belum ditemukan dan membuka jalur ke lokasi-lokasi yang terisolasi akibat longsor dan jembatan putus,” ujarnya dalam keterangan yang disiarkan akun resmi Basarnas.

Baca Juga:  Liburan Seru ke Bukittinggi untuk Menikmati Wisata Alam dan Sejarah

Bagi warga, dampaknya langsung terasa: ribuan keluarga bermalam di tenda pengungsian, akses menuju fasilitas kesehatan terdekat memanjang, dan aktivitas perdagangan di pasar-pasar lokal di Agam, Padang Pariaman, serta Pesisir Selatan tersendat karena jalan terputus dan pasokan barang terlambat datang.

Pedagang kecil dan sopir angkutan antarkota mengeluhkan berkurangnya pendapatan karena rute harian harus diputar jauh atau dihentikan sementara.

BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau mengingatkan cuaca ekstrem dipicu kombinasi bekas siklon tropis Senyar di sekitar Selat Malaka dan indeks dipole samudra negatif yang meningkatkan suplai uap air ke Sumbar.

Baca Juga:  BNN Gagalkan Penyelundupan Ganja dari Aceh ke Sumatera Barat

Potensi hujan lebat hingga ekstrem disertai angin kencang masih dapat terjadi hingga 29 November, terutama di Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman, Kota Padang Panjang, Kota Padang, dan Pesisir Selatan.

Pemerintah provinsi dan kabupaten diminta memperkuat posko pengungsian, menambah dapur umum, serta melakukan pendataan ulang warga terdampak untuk memastikan distribusi bantuan tepat sasaran.

BMKG dan BNPB mengimbau warga di bantaran sungai dan lereng perbukitan untuk siap mengungsi cepat bila hujan deras berlangsung lebih dari dua jam tanpa jeda, serta terus memantau informasi resmi cuaca dan peringatan dini dari BMKG, BPBD, dan aparat lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *