GEMASUMATRA.COM – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatat total luas lahan pertanian di daerah itu mencapai 3,34 juta hektare.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyebut angka ini sebagai modal besar untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah berbasis komoditas unggulan.
Menurut Mahyeldi, ketersediaan lahan yang luas perlu diikuti langkah konkret pada hulu dan hilir.
Di tingkat hulu, Pemprov menekankan penguatan jaringan irigasi, perbaikan tata kelola lahan, benih unggul, dan pendampingan budidaya sesuai karakter agroekologi nagari.
Sementara di hilir, pemerintah daerah mendorong hilirisasi dan pengolahan pascapanen agar petani tidak hanya bergantung pada penjualan gabah atau bahan mentah semata, melainkan memperoleh nilai tambah dari produk olahan.
Pemprov juga membuka ruang kolaborasi dengan perguruan tinggi, perbankan, dan pelaku industri pangan untuk memperluas akses pembiayaan, teknologi, dan pasar.
Program pengendalian inflasi pangan akan tetap diintegrasikan dengan perencanaan tanam, penguatan cadangan pangan pemerintah, dan fasilitasi distribusi komoditas dari sentra produksi ke pasar utama.
Sejumlah indikator produksi strategis terus dipantau.
Data resmi memperlihatkan dinamika luas panen padi dan produksi beras beberapa tahun terakhir, dipengaruhi faktor cuaca dan pola tanam.
Pemprov menilai konsistensi peremajaan jaringan irigasi tersier, pengembangan varietas adaptif, serta mekanisasi panen menjadi kunci untuk menjaga produktivitas.
Pada saat yang sama, peningkatan serapan di tingkat penggilingan dan jalur pemasaran modern diharapkan menekan fluktuasi harga gabah di musim panen raya.
Di komoditas perkebunan, Sumbar memiliki potensi besar pada sawit, karet, dan kakao, sementara hortikultura unggulan seperti cabai, bawang merah, dan durian terus dikembangkan melalui pola klaster.
Pemprov menekankan standar keberlanjutan dan legalitas lahan untuk menjaga akses pasar ekspor sekaligus mengurangi konflik agraria.
Mahyeldi mengajak pemerintah kabupaten/kota memperkuat penyuluhan dan tata data lahan agar perencanaan tanam lebih presisi.
Ia juga mendorong revitalisasi kelembagaan petani dan koperasi sebagai agregator pemasaran, sehingga posisi tawar petani meningkat.
“Dengan koordinasi yang kuat dan hilirisasi yang jalan, Sumbar bisa menjadi lumbung pangan yang menyejahterakan petani sekaligus menjaga stabilitas harga,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Redaksi mencatat, Pemprov akan merinci peta sebaran lahan per komoditas dan program prioritas per kabupaten/kota pada dokumen teknis berikutnya.
Masyarakat dan pelaku usaha pertanian diimbau mengikuti kanal resmi pemerintah untuk memperoleh pembaruan terkait dukungan benih, alsintan, maupun akses pembiayaan usaha tani.







