[PALEMBANG, SUMATERA SELATAN], Minggu, 9 November 2025, 16.30 WIB — BPBD Sumatera Selatan memastikan dua helikopter—masing-masing untuk patroli dan water bombing—tetap siaga hingga Minggu, 30 November 2025. Pengurangan armada menyusul penarikan tiga unit lain, namun kewaspadaan karhutla masih dipertahankan di kantong rawan.
Dua helikopter yang bertahan akan ditempatkan di pos komando utama dan bergerak menyisir OKI, Musi Banyuasin, dan Banyuasin. Sebelumnya, Sumsel mengoperasikan lima helikopter untuk dukungan udara.
Perubahan komposisi dilakukan setelah evaluasi kondisi cuaca, meski hujan yang terjadi masih bersifat lokal. Data BPBD mencatat penanganan karhutla masih intens di beberapa wilayah. Hingga akhir Oktober, tercatat 783 kejadian karhutla di Sumsel menurut rekap provinsi.
“Saat ini tinggal dua helikopter yang standby di Sumsel—satu patroli, satu water bombing—hingga masa siaga darurat berakhir,” ujar Sudirman, Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel, menegaskan fokus operasi pada wilayah berisiko dan pemantauan kondisi harian.
Dengan armada udara lebih ramping, respons cepat ditopang oleh satgas darat, Manggala Agni, dan relawan desa. Jika asap lokal muncul, warga diminta mengurangi aktivitas luar ruang, memakai masker, serta berhati-hati saat berkendara karena potensi penurunan jarak pandang. Operator penyeberangan sungai/daratan rendah agar menyesuaikan jadwal bila jarak pandang turun.
Awal November, BPBD melaporkan lonjakan 186 hotspot dalam dua hari (1–2 November) di 14 kabupaten/kota, dipicu suhu panas. BMKG pada prospek mingguan 7–13 November memprakirakan peningkatan hujan di Sumatra bagian selatan, namun persebarannya belum merata sehingga potensi titik panas masih ada.







