Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner
Bisnis  

TBS Energi Utama genjot proyek hijau, PLTS Batam 46 MWp target COD 2026

Transisi dari batu bara ke EBT, pendapatan H1 2025 turun namun pilar baru mulai berkontribusi

TBS Energi Utama
TBS Energi Utama

[BATAM/KEPRI & LAMPUNG], Rabu, 29 Oktober 2025, WIB — PT TBS Energi Utama Tbk mengumumkan kinerja semester I 2025 sembari menegaskan percepatan portofolio hijau. Proyek PLTS Terapung Tembesi 46 MWp di Batam menargetkan operasi komersial paruh kedua 2026, sementara PLTM Sumber Jaya 6 MW telah COD pada 22 Januari 2025.

Pada semester I 2025, TBS membukukan pendapatan terkonsolidasi USD 172,2 juta dan rugi bersih USD 115,3 juta, dipengaruhi rugi nonkas dari divestasi dua PLTU. Pilar bisnis baru—khususnya pengelolaan sampah—menyumbang pendapatan USD 59,6 juta dengan marjin EBITDA 17%. Perusahaan juga mencatat penerimaan kas USD 123,6 juta dari penjualan dua PLTU dan menyebut penurunan emisi lebih dari 86% atau 1,4 juta ton CO₂ ekuivalen per tahun.

Juli Oktarina, Direktur TBS — “Tahun ini fase penting untuk memosisikan ulang portofolio kami agar fokus pada bisnis berpotensi tumbuh jangka panjang sekaligus memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.”

Baca Juga:  Korban Ledakan Kapal di Batam Bertambah Jadi 13, Polisi Dalami Dugaan Kelalaian

Bagi warga Kepri, PLTS Terapung Tembesi di Waduk Tembesi, Batam, diproyeksikan menambah suplai listrik energi bersih dan memperkuat bauran EBT daerah. Di Lampung Barat, PLTM Sumber Jaya 6 MW menambah pasokan sistem Sumatera bagian selatan dan mendorong keandalan listrik pedesaan, dengan potensi efek turunan bagi UMKM (pendinginan hasil bumi, irigasi bertenaga listrik, dan layanan digital).

Baca Juga:  Aksi Buruh di Batam Masuki Hari Ketiga, Tuntut K3 dan Hapus Outsourcing

Sejak rebranding, TBS juga membangun ekosistem kendaraan listrik lewat Electrum yang menambah unit motor listrik dan stasiun tukar baterai. Perusahaan mengakuisisi bisnis pengelolaan sampah regional, memperluas skala layanan dari Indonesia hingga Singapura—bagian dari strategi menggeser pendapatan ke sektor sirkular dan rendah karbon.

Sebagai pembanding, pada Desember 2024–Maret 2025 perusahaan menuntaskan pendanaan dan akuisisi penting di pilar EBT dan persampahan. Di sisi kendaraan listrik, kehadiran ribuan unit motor listrik operasional serta ratusan titik battery swap menunjukkan adopsi yang terus meningkat di Jabodetabek, dengan dampak efisiensi biaya operasional bagi mitra pengemudi.

Baca Juga:  Operasi Pasar Beras Digas, HET Baru Berlaku; Dampaknya bagi Sumatra

Ke depan, perusahaan menargetkan penyelesaian finansial proyek-proyek EBT lain dan meningkatkan kontribusi pilar non-batu bara. TBS menyatakan akan menjaga kesinambungan keuangan pascadivestasi aset konvensional serta memperluas kemitraan dengan BUMN energi untuk mempercepat transisi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *