Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner
Budaya  

Tradisi Asyura Hidup di Nusantara, Dari Bubur hingga Doa-doa Penuh Makna

Masyarakat Sambut 10 Muharram dengan Semangat Sosial dan Spiritual

tradisi Asyura Indonesia
tradisi Asyura Indonesia

JAKARTA, 7 Juli 2025 — Suasana kebersamaan terasa kental di berbagai penjuru Indonesia saat umat Islam memperingati Hari Asyura, bertepatan dengan 10 Muharram dalam kalender Hijriah. Tradisi yang dipraktikkan sejak lama ini mencerminkan harmoni antara nilai keagamaan dan kearifan lokal yang terus hidup dalam masyarakat.

Di berbagai daerah, bubur Asyura menjadi simbol utama semangat gotong royong dan syukur. Warga dari anak-anak hingga orang tua bergotong royong menyiapkan bubur dalam jumlah besar. Di Aceh, bubur dikenal sebagai kanji Asyura, sementara di Kalimantan Selatan, masyarakat Banjar memasak bubur gurih berisi aneka sayuran. Di Sumatra Barat, bubua Asyura dibuat dari puluhan jenis bahan, mencerminkan keragaman hasil bumi dan rasa syukur atas rezeki.

“Kami memasak lebih dari 3.000 porsi bubur Asyura untuk dibagikan ke tetangga dan panti asuhan,” ujar Ahmad Yusuf, tokoh masyarakat di Kapuas, Kalimantan Tengah. Proses memasak dilakukan bersama di halaman masjid sejak pagi hari, diiringi doa dan tadarus.

Baca Juga:  Besok Puasa Asyura, Ini Keutamaan dan Tata Cara yang Dianjurkan

Tak hanya kuliner, Asyura juga menjadi momentum untuk menebar kasih kepada anak-anak yatim. Tradisi yang dikenal sebagai “Lebaran Anak Yatim” atau “Idul Yatama” ini diisi dengan pemberian santunan, bingkisan, hingga kegiatan bermain bersama. Di banyak tempat, seperti di Jakarta, Surabaya, dan Padang, masjid-masjid mengadakan doa bersama dan pembagian paket sembako.

Baca Juga:  Besok Puasa Asyura, Ini Keutamaan dan Tata Cara yang Dianjurkan

Amalan spiritual juga menjadi bagian tak terpisahkan dari Asyura. Umat Islam dianjurkan berpuasa pada 9 dan 10 Muharram, yang dikenal sebagai puasa Tasua dan Asyura. Rasulullah SAW disebutkan pernah menunaikan puasa ini sebagai bentuk syukur atas penyelamatan Nabi Musa dari kejaran Firaun.

Saat berbuka puasa, umat disunahkan membaca doa:

“Allahumma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika afthartu.”
Atau doa yang populer:
“Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.”

Selain itu, Asyura juga dikenal sebagai hari bersejarah dalam kepercayaan umat Islam, dipercaya sebagai hari peristiwa penting seperti diterimanya tobat Nabi Adam, naiknya Nabi Idris ke langit, dan terbelahnya laut untuk Nabi Musa. Dalam keyakinan umat Syiah, hari ini juga diperingati sebagai hari gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain, di Karbala.

Tradisi Asyura di Indonesia tidak hanya menjadi pengingat sejarah dan ibadah, tetapi juga memperkuat nilai-nilai sosial, kebersamaan, dan empati di tengah masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *