Gaya Hidup, Gema Sumatra – Pengacara senior Elza Syarief kini di rawat intensif di ICCU setelah mengalami serangan jantung mendadak pada Sabtu (14/12/2024).
Kondisi ini disebut dipicu oleh tekanan psikologis yang berat terkait kasus dana UMKM senilai Rp55 miliar yang saat ini menjadi perhatian publik.
Menurut keterangan keluarga, beban mental akibat sejumlah tuntutan hukum dan ancaman yang di terima Elza turut memengaruhi kesehatannya.
Kasus dana UMKM tersebut bermula dari klaim bahwa dana sejumlah Rp55 miliar di pinjamkan kepada berbagai pihak untuk program pengembangan usaha kecil.
Dalam perkembangannya, Elza di tuntut untuk mengembalikan dana tersebut, meski ia menyatakan telah menjalankan prosedur hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
“Kasus ini sangat kompleks, dan ada banyak pihak yang terlibat, sehingga harus di selesaikan dengan bijak,” ungkap seorang pengamat hukum yang tak ingin di sebutkan namanya.
Ancaman yang di alami Elza, termasuk teror fisik dan psikis, memperburuk kondisi kesehatannya yang sebelumnya sudah rentan.
“Stres berat dapat memicu komplikasi kesehatan serius, termasuk serangan jantung, terutama pada individu dengan riwayat penyakit tertentu,” ujar Dr. Diah Paramitha, seorang spesialis jantung.
Ia menambahkan bahwa dukungan psikologis sangat penting dalam situasi semacam ini.
Dukungan moral untuk Elza terus berdatangan dari berbagai kalangan. Sejumlah kolega dari dunia hukum menyampaikan simpati dan doa agar ia segera pulih.
“Kami mendukung sepenuhnya agar beliau mendapatkan keadilan sekaligus pemulihan kesehatan,” kata salah seorang rekan pengacaranya.
Publik juga ramai-ramai mengungkapkan dukungan melalui media sosial, dengan harapan Elza dapat segera kembali sehat dan melanjutkan perjuangannya.
Elza Syarief di kenal sebagai salah satu pengacara paling berpengaruh di Indonesia, dengan karier panjang yang penuh dengan kasus-kasus besar.
Namun, kasus ini menunjukkan tekanan luar biasa yang di alami oleh seorang praktisi hukum, dalam perkara besar.
Menurut catatan, kasus dana UMKM Rp55 miliar ini belum menemui titik terang, meski beberapa pihak sudah mencoba menawarkan mediasi.
Pengamat menilai pentingnya penyelesaian secara damai untuk mengurangi eskalasi konflik dan dampak negatif yang lebih besar.
“Setiap perkara hukum memerlukan penyelesaian yang tidak hanya sesuai prosedur tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek kemanusiaan,” ungkap seorang ahli hukum lainnya.
Kesehatan mental dan fisik seseorang sering kali menjadi korban dalam situasi hukum yang berat, seperti yang di alami Elza.
Hal ini menjadi pengingat bagi banyak pihak untuk lebih memperhatikan keseimbangan antara pekerjaan, tekanan sosial, dan kesehatan pribadi.
Insiden ini di harapkan menjadi pelajaran penting, baik bagi individu maupun sistem hukum di Indonesia.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News