PALEMBANG, SUMATERA SELATAN, Senin, 20 Oktober 2025, WIB — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat 220 kejadian bencana hingga Oktober 2025. Jenis bencana meliputi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), banjir, tanah longsor, hingga kebakaran permukiman. Pemerintah kabupaten/kota diminta memperkuat alokasi dana cadangan bencana agar respons tidak terhambat.
Data BPBD menunjukkan wilayah rawan tersebar di dataran rendah dan kawasan gambut. Untuk karhutla, luasan terdampak terkonfirmasi mencapai ribuan hektare hingga awal Oktober; sebagai gambaran, laporan periode sebelumnya menyebut total sementara 2.935,8 hektare (Agustus) di tujuh kabupaten, antara lain Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Musi Rawas. Angka terbaru per kabupaten/kota masih dihimpun.
M Iqbal Alisyahbana, Kepala BPBD Sumsel — “Kami berharap kabupaten dan kota memperkuat komitmen mengalokasikan dana cadangan bencana. Jangan sampai penanganan terhambat karena faktor anggaran.”
Bagi warga, terutama di Palembang, Banyuasin, Ogan Ilir, OKI, dan Musi Rawas, kewaspadaan menghadapi puncak hujan perlu ditingkatkan. Pemilik usaha kecil disarankan meninjau kembali penempatan stok dan instalasi listrik di lantai bawah untuk meminimalkan kerusakan saat genangan.
Sebagai latar, tren bencana hidrometeorologi meningkat pada peralihan musim. Di sisi lain, titik-titik karhutla menurun seiring hujan namun masih mungkin muncul di lahan gambut kering. Pemerintah provinsi menekankan sinkronisasi penanganan lintas OPD, termasuk kesiapan logistik, peralatan, dan skema operasi udara jika diperlukan.
BPBD menyusun pemetaan rinci lokasi rawan, menguatkan posko siaga banjir di dataran rendah, serta melanjutkan patroli terpadu pencegahan karhutla. Warga diminta segera melapor bila terjadi genangan, pohon tumbang, atau asap, dan mengikuti arahan aparat setempat.







