Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Setelah 13 Tahun, Rafflesia Hasseltii Langka Mekar di Sumbar

Penemuan di pedalaman Sijunjung sorot pentingnya hutan hujan Sumatra

Rafflesia arnoldii (Photo by T Ken: https://www.pexels.com/photo/close-up-of-rafflesia-flower-15695205/)
Rafflesia arnoldii (Photo by T Ken: https://www.pexels.com/photo/close-up-of-rafflesia-flower-15695205/)

SIJUNJUNG, Jumat, 21 November 2025, 14.00 WIB — Bunga langka Rafflesia hasseltii kembali ditemukan mekar di pedalaman hutan hujan Sumatera Barat setelah 13 tahun pencarian. Tim ilmuwan yang berkolaborasi dengan pemandu lokal berhasil mendokumentasikan bunga berkelopak merah darah dengan bercak putih ini di kawasan Hiring Batang Somi, Kecamatan Sumpur Kudus, Sijunjung.

Penemuan tersebut terjadi pada Selasa (18/11) dan dipublikasikan melalui berbagai kanal, termasuk detikEdu dan keterangan ilmuwan yang terhubung dengan University of Oxford. Rafflesia hasseltii dikenal sebagai salah satu spesies rafflesia yang sangat langka, dengan populasi alami yang kecil dan fragmentasi habitat di sejumlah hutan Sumatra.

Sebelumnya, pada Mei 2025, individu bunga serupa juga dilaporkan mekar di Tanjung Agung, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Baca Juga:  Harga Cabai Turun di Padang Panjang, Sejumlah Komoditas Bergerak

Dalam video yang diunggah ke media sosial, pemandu lokal Septian Andriki tampak emosional saat pertama kali menemukan bunga tersebut setelah lebih dari satu dekade menelusuri jejaknya. “Selama 13 tahun. Saya sangat beruntung,” ujarnya, menandai panjangnya proses pencarian di medan hutan yang hanya dapat diakses dengan izin dan pendampingan warga setempat.

Bagi warga Sumbar dan Sumatra pada umumnya, temuan ini menjadi pengingat bahwa hutan hujan di sekeliling kampung dan nagari bukan sekadar “lahan kosong”, tetapi rumah bagi spesies endemik dunia yang bernilai ilmiah dan dapat menjadi basis ekowisata berbasis komunitas.

Baca Juga:  Kebakaran Blok A Pasar Raya Padang, 3 Toko Rusak Berat

Di sisi lain, akses menuju lokasi yang terjal dan menjadi habitat satwa liar, termasuk harimau Sumatra, membuat pengelolaan kunjungan perlu sangat dibatasi agar tak mengganggu siklus hidup bunga maupun satwa penghuni hutan.

Secara ilmiah, Rafflesia hasseltii merupakan tumbuhan parasit yang bergantung pada inang dari marga Tetrastigma. Populasinya di alam dinilai sangat terancam, dengan jumlah kuncup yang sedikit di setiap lokasi dan tingkat kematian kuncup yang tinggi sebelum sempat mekar sempurna. Sejumlah peneliti di Indonesia menyebut spesies ini berada pada kategori sangat terancam punah dan mengingatkan bahwa kerusakan habitat dapat mempercepat kepunahan di alam liar.

Baca Juga:  Aktivitas Gunung Marapi: Status Waspada, Radius 3 Km

Ke depan, temuan di Sijunjung diharapkan mendorong kolaborasi lebih erat antara pemerintah daerah, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), lembaga penelitian, dan masyarakat adat.

Penguatan perlindungan tutupan hutan, penataan akses wisata, dan peningkatan kapasitas pemandu lokal menjadi kunci agar kisah “pencarian 13 tahun” ini tidak berujung pada hilangnya Rafflesia hasseltii dari hutan Sumatra, melainkan membuka babak baru konservasi berbasis ilmu pengetahuan dan kearifan lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *